Sombong (pongah) itulah sifat yang menjangkiti sebagian penguasa di negeri ini bahkan mirisnya kondisi ini dicontoh oleh masyarakat. Kesombongan itu sering ditampakkan manakala mampu membungkam para penyampai kebenaran baik dari kalangan mahasiswa, rakyat jelata, hingga ulama sekalipun.
Sejarah tentang kebenaran Islam mereka tenggelamkan dengan harapan agar bisa mengoyak pemikiran hingga meraup kekayaan alam demi nafsu dunia yang tak pernah padam. Mereka berteriak gembira saat kebijakannya mampu memberikan kemudahan, meraup pundi-pundi rupiah dengan keuntungan yang menyilaukan. Segala ketenaran, jabatan, banyaknya titel yang disandang, hingga berlimpahnya harta, nyatanya tidak membuat diri mereka bersyukur apalagi menyejahterakan rakyat. Harta, kekuasaan menjadi tujuan utama sementara agama dipinggirkan.
Ironisnya apa yang terjadi dengan kebiasaan para penguasa saat ini di setiap negeri-negeri muslim, banyak diikuti oleh sebagian masyarakat. Mereka telah terjangkiti sifat pongah dan hubud dunya hingga penyakit itu mendarah daging di dalam hati, berurat dan berakar terlebih didukung oleh sistem yang rusak yaitu demokrasi kapitalisme.
Sungguh benar apa yang dikatakan dalam hadis jika di akhir zaman penyakit hubud dunya (wah'n) kian merajalela.
Keberkahan hidup pun kian menipis sementara perilaku hedonis materialistis semakian menggila. Kezaliman pun sudah tak malu dipertontonkan dengan balutan busana kepongahan.
Hal ini menjadi bukti konkret sistem demokrasi kapitalisme yang terus diagungkan oleh sebagian kalangan. Sadar atau tidak perilaku ini kian menggila. Oleh karena itu seharusnya kita waspada.
Jauh-jauh hari Allah Swt dan Rasul-Nya memperingatkan terkait penyakit wah'n dan sombong. Hal ini karena penyakit sombong dan wah'n sangat berbahaya dan akan menjerumuskan manusia ke dalam jurang neraka yang sangat pedih.
QS. Al-Isra' Ayat 18 yang artinya:
" Barang siapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu. duniawi apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kamu kehendaki dan kami tentukan baginya neraka Jahanam;ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.
"Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia adalah sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah MahaKuasa atas segala sesuatu".
اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖكَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖوَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚوَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
"Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu".
QS.Al Israa':37).
Bahkan di dalam Al-Qur'an QS.Luqman:18).21 disebutkan “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai oorang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”.
Beberapa dalil Al-Qur'an dan hadis selayaknya bagi kita sebagai seorang muslim kondisi ini seharusnya jadi bahan renungan dan introspeksi diri baik bagi kita maupun penguasa hari ini untuk terus merevisi diri.
Ingatlah bahwa kepongahan yang terus dipertontonkan, sesungguhnya akan menjatuhkan diri dan keluarga ke dalam jurang kehinaan dunia, kesengsaraan abadi di akhirat pun akan didapatkan.
Nauzubillah.
Wallahu a'lam bishshawab.
Oleh Heni Ummu Faiz
Ibu Pemerhati Umat
0 Komentar