Melahirkan Pemuda Inspiratif Tanpa Batas



Tanggal 15 Juni 2022, Majlis Taklim Rindu Syariah (MTRS) menyelenggarakan kajian secara offline perdana pasca pandemi.  Dua nara sumber yaitu ustadzah Dewi Y. Santi dan ustadzah Novianti memaparkan tentang kondisi pemuda hari ini, tantangan dan upaya mengembalikan peran pemuda.

Pemuda adalah harapan umat, karena ditangan pemuda lah kejayaan suatu negeri ditentukan. Jika pemuda berkualitas, Berakhlakul Karimah, penuh ketaatan kepada Allah, maka cerah lah masa depan umat. Jika kondisi pemudanya buruk, jauh dari agama, berperangai buruk, maka suramlah masa depan umat.

Nabi Muhammad Saw berkata dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dan Muslim, bahwa di antara tujuh golongan yang memperoleh naungan pada saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya di hari kiamat adalah pemuda yang tumbuh dalam kerangka ibadah kepada Allah Swt.

Sudah seharusnya para pemuda untuk senantiasa menjaga masa mudanya sebaik- baiknya.

Orang tua adalah pihak pertama dalam pendidikan anak. Maka orang tua bertanggung jawab penuh mendidik anak sesuai dengan tuntunan yg telah Allah beri dalam Al-Qur'an dan hadits. Tanamkan pada mereka aqidah yang kuat, tsaqofah Islam, sehingga tertancap dalam diri mereka kepatuhan pada Allah Swt. dan pemahaman pada agamanya dengan benar. Ketika mereka menghadapi persoalan ini dan  tantangan-tantangan, mereka sudah siap menyelesaikan sesuai dengan syariat.

Namun fakta pemuda hari ini membuat kita beristighfar dan mengelus dada. Kondisinya sangat jauh dari norma-norma kehidupan, mereka digiring untuk jauh dari agamanya. Alat gadget dan media sosial turut berkontribusi dalam merusak  kehidupan para pemuda.

Fakta menyesakkan tentang pemuda saat ini bukanlah hal yang terjadi begitu saja melainkan akibat konspirasi yahudi dan nasrani. Melalui berbagai strategi di semua sektor seperti ekonomi, pendidikan, telah memperlemah potensi pemuda.

Sayangnya, keterpurukkan pemuda tidak mendapat perhatian serius dari  pemerintah malah justru makin memperburuk.  Pengarusderasan  moderasi beragama   membuat para pemuda muslim ditarik dari identitas kemuslimannya.  Padahal, demoralisasi di kalangan pemuda tersebab oleh lemahnya pemahaman mereka terhadap agama.

Masalah bertambah  kompleks sehingga  tugas orang tua kian berat. Apalagi banyak diantara para orang tua sendiri  belum paham tentang Islam dan  mendidik anak seadanya.

Tugas umat Islam untuk menggencarkan dakwah menyampaikan kepada masyarakat tentang ancaman yang akan membahayakan pemuda artinya masa depan bangsa ini juga dipertaruhkan. Pemuda harus dikembalikan pada  fitrahnya agar mengasah potensi dirinya  dan menjadi  hamba Allah yang taat.  

Jauhnya para pemuda dari kondisi yang diharapkan karena telah berpaling dari Al-Qur'an dan Hadits. Selain menguatkan pendidikan di rumah, libatkan para pemuda dalam komunitas yang memperdalam tsaqofah dan membuka wawasan.   Membangun pemahaman Islam kafah yaitu mendalami Islam sebagai sebuah sistem. Karena hanya dengan penerapan Islam secara kafah, potensi pemuda dapat dioptimalkan untuk mewujudkan rahmatan lil 'alamiin.


Reporter: Maryana


Posting Komentar

0 Komentar