Bahaya Sekularisasi

 








Siti Rima Sarinah

 

#MutiaraAl-Qur'an — Setiap muslim yang beriman pasti telah memahami tujuan penciptaannya. Hidup di dunia ini adalah dalam rangka ibadah. Allah Swt. pun telah memberikan aturan kepada manusia agar mampu menunaikan tugasnya sebagai seorang hamba. Menjalankan setiap perintah-Nya dan menjauhi larang-Nya menjadi landasan ruh bahwa dirinya adalah makhluk yang diciptakan dan kelak setiap amal perbuatannya akan dimintai pertanggungjawab di hari akhir kelak.

Menjadi sebuah kebahagiaan bagi seorang muslim apabila yang ia lakukan mendapatkan rida dari Rabb-Nya. Untuk itu, setiap muslim senantiasa  berusaha agar setiap amalnya mendapatkan restu dan berbuah pahala dengan cara mengazamkan diri untuk terus menjadi pembelajar. Sebab dengan belajar seorang muslim akan memiliki ilmu yang kelak akan menjadi cahaya petunjuk jalan kebenaran di sepanjang hayatnya.

Allah Swt. berfirman, Barangsiapa yang menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di (dunia ini apa yang Kami kehendaki bagi orang Kami kehendaki. Kemudian Kami sediakan baginya (di akhirat) neraka jahanam, dia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir.” (TQS al-Isra: 18)

Ayat di atas menjelaskan bahwa ada manusia yang hanya menginginkan kehidupan dunia dan mengabaikan kehidupan akhirat. Padahal kehidupan dunia hanyalah bersifat sementara dan akan merasakan penyesalan yang teramat sangat di akhirat. Sebaliknya, orang yang beriman dan bertakwa yang senantiasa beramal salih akan mendapatkan balasan yang terbaik di akhirat. Sungguh, kehidupan yang abadi adalah kehidupan akhirat.

Memang tidak mudah untuk istikamah di jalan ketaatan tatkala mengarungi kehidupan yang jauh dari aturan Islam (sekularisme). Lantaran aturan sekularisme yang hadir ditengah-tengah kita, justru mengarahkan kita untuk jauh dari aturan Allah Swt.. Definisi kebahagiaan bukan meraih keridaan Allah Swt., melainkan untuk mendapatkan materi dan berbagai kesenangan untuk memenuhi hawa nafsu belaka.

Kita bisa melihat ada remaja muslim yang gemar bermaksiat, pacaran, narkoba, dan perbuatan amoral lainnya. Tidak hanya remaja muslim tetapi juga orang yang disebut sebagai orang berilmu dan bahkan yang paham agama banyak melakukan perbuatan yang tidak bermoral. Sudah berapa kasus seorang guru, dosen, ustaz yang memperkosa siswa dan santrinya. Mengapa mereka bisa melakukan perbuatan yang melanggar syariat agama padahal mereka orang yang ”paham agama atau orang yang berilmu”?

Ini semua terjadi akibat sekularisme yang telah mendarah daging dalam diri umat manusia termasuk ”orang berilmu dan paham agama”. Sistem aturan ini telah merusak seluruh lini kehidupan dan menjadikan manusia sebagai makhluk berakal yang tak layak diberikan predikat mulia oleh Allah Swt., tingkah lakunya lebih rendah dari hewan. Oleh sebab itu, sekularisme harus dibersihkan dari diri umat manusia. Ide ini lebih berbahaya dari penyakit yang menular sekalipun.

Dengan demikian, disinilah perlunya kita menyadarkan kepada seluruh umat Islam akan bahayanya sistem buatan akal manusia ini. Terus semangat mengencarkan opini dakwah untuk segera kembali pada aturan Islam kafah. Dimulai dengan seluruh umat Islam wajib hukumnya mengkaji Islam secara menyeluruh untuk membentengi diri dan terjaga dari arus sekularisme, yang jelas-jelas akan menyesatkan umat manusia bukan hanya di dunia melainkan  juga di akhirat kelak.

Maka, sebuah kerugian besar apabila kita masih menjadikan sekularisme sebagai aturan kehidupan kita, karena kehadiran sistem ini telah banyak menabur berbagai persoalan pada umat manusia. Menyelamatkan dunia dan umat manusia dari bahaya cengkeraman sekularisme dan menjadikannya sebagai musuh bersama merupakan kewajiban kita, khususnya pengemban dakwah. Kita harus mengajak seluruh umat Islamdengan melibatkan orang-orang berilmu dan ahli agamauntuk bersinergi bersama mengembalikan kehidupan kita pada aturan kehidupan yang hakiki, yaitu sistem Islam dalam naungan Khilafah.

Agar keberkahan hidup bisa kita raih dan dapat menunaikan tujuan penciptaan kita sebagai seorang hamba, berbuatlah sesuai aturan yang dikehedaki-Nya. Kelak kita akan mendapatkan kebahagiaan hakiki di negeri akhirat dengan dibukanya pintu-pintu surga. Itulah imbalan buah ketaatan kita menjalani kehidupan dunia sesuai dengan aturan-Nya. Wallahualam.[]

 

 

 

 

 

 

 

 



Posting Komentar

0 Komentar