#MutiaraAl-Qur'an — Allah Swt. tatkala menciptakan manusia lengkap dengan seperangkat aturan kehidupan yang sempurna. Sebab, tujuan penciptaan manusia ke dunia ini dalam rangka ibadah. Maka manusia harus menjalani aktivitas kehidupan sesuai perintah dan larangan-Nya. Tak boleh satu pun aktivitas manusia dalam kehidupan tidak bersandar pada aturan Allah, arena hal itu akan menjauhkan manusia dari hakikat penciptaannya dan manusia akan terjerumus pada jurang kesesatan.
Kadang kala manusia lupa bahwa dirinya adalah seorang hamba, yang setiap amal perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban. Dalam aturan kehidupan kita hari ini, kita hidup dalam kungkungan aturan buatan manusia yang banyak merugikan manusia yang lain. Kita banyak melihat di tengah masyarakat, hadirnya manusia-manusia yang tega mengambil harta milik masyarakat tanpa izin. Perbuatan manusia tersebut bukan hanya merugikan masyarakat, melainkan juga menzalimi hak mereka.
Kasus perampasan tanah milik masyarakat menjadi fakta yang sering kita lihat terjadi di tengah masyarakat. Dengan berbagai dalih, masyarakat dengan terpaksa melepaskan tanah yang menjadi hak miliknya karena ulah mafia tanah yang tidak bertanggung jawab. Mereka memanipulasi surat sertifikat tanah yang menjadi bukti bahwa tanah tersebut adalah milik mereka. Belum lagi kasus penggusuran permukiman warga untuk kepentingan para pengusaha yang berkolaborasi dengan pemangku kekuasaan, yang tak terhitung jumlahnya.
Padahal, orang yang berani mengambil hak orang lain, orang tersebut sangatlah merugi. Pasalnya, ia bukan hanya mendapatkan siksa di dunia, melainkan juga siksa di akhirat yang sudah menunggunya. Allah Swt. berfirman, ”Janganlah kamu makan harta antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa urusan hart aitu kepada hakim dengan maksud agar kamu dapat memakan sebagian harta orang lain itu dengan jalan dosa, padahal kamu mengetahui.” (TQS al-Baqarah: 188)
Ayat di atas sebagai peringatan dan ancaman untuk orang yang berbuat zalim dengan memakan atau menguasai harta dengan cara yang batil. Seperti membuat sertifikat tanah palsu untuk mengambil atau menguasai tanah milik orang lain. Rasulullah saw. bersabda, ”Siapa saja yang mengambil hak orang lain, meskipun hanya sejengkal tanah, maka akan dikalungkan seberat tujuh lapis bumi di hari kiamat." (HR Bukhari Muslim)
Mengambil atau merampas hak milik orang lain memang menjadi hal yang lazim dalam sistem sekularisme yang mengatur semua lini kehidupan kita. Karena sistem aturan ini tidak mengenal istilah halal dan haram. Menghalalkan segala cara untuk mendapatkan tujuannya, walaupun harus mengambil dan merampas hak milik rakyat, tidak masalah dalam sistem ini. Ditambah hukum peradilan yang berlaku justru memberi keleluasaan bagi para mafia tanah untuk terus menjalankan aksinya. Takada sanksi apa pun yang membuat mereka jera apalagi untuk bertobat. Maka wajarlah kezaliman makin tumbuh subur di alam sekularisme.
Akan tetapi, bagi umat muslim yang menyatakan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tentu tidak hanya diam melihat kezaliman terus-menerus terjadi di depan matanya. Karena setiap individu muslim memiliki kewajiban untuk mencegah kemungkaran yang terjadi dihadapannya. Apabila seorang muslim mendiamkan kemungkaran tersebut, maka ia akan mendapatkan dosa seperti orang yang melakukan kemungkaran itu.
Menjadi sebuah kerugian yang sangat besar apabila kita harus menanggung dosa dari pelaku kemungkaran, maka seluruh kaum muslim harus bangkit dan kembali pada Islam sebagai aturan kehidupan. Mengkaji, memahami, mengamalkan, dan memperjuangkan Islam menjadi aktivitas wajib yang dilakukan oleh setiap muslim. Agar dapat melakukan amar makruf nahi mungkar yang menjadi tugas bersama yaitu menyadarkan umat manusia betapa rusaknya sistem sekularisme.
Bersinergi dalam perjuangan untuk menyebarkan opini Islam ke seluruh penjuru bumi. Dengan menyerukan aturan Islam sajalah yang dapat menghilangkan berbagai macam kezaliman dan kemungkaran yang terjadi hari ini. Aturan yang membuat rusaknya interaksi di antara manusia dan merusak semua lini kehidupan manusia. Dengan opini dakwah Islam ini, akan menyadarkan umat manusia bahwa hanya Islam satu-satunya sistem yang akan menjadi pelindung dan penjaga, harta, jiwa, darah, kehormatan dan kemuliaan kaum muslim. Wallauhualam.[]
0 Komentar