Refi Oktapriyanti
#Wacana — Presiden Prabowo Subianto berencana akan mendirikan Sekolah Rakyat (SR) dengan tujuan untuk memutuskan rantai kemiskinan. Sekolah rakyat ini diperuntukan hanya untuk orang miskin dan miskin ekstrem supaya mendapatkan hak pendidikan.
Robben Rico, seorang Sekretaris Jenderal Kementrian Sosial (Kemensos) memaparkan datanya dalam forum yang digelar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), jumlah anak usia sekolah dasar (SD) di Indonesia yang belum pernah sekolah atau putus sekolah sebanyak 227.000 orang. Sedangkan pada jenjang sekolah menengah pertama (SMP) sebanyak 499.000 anak dan sekolah menengah atas (SMA) sebanyak 3,4 juta orang.
Disadur dari Kompas.com (26/07/2025), sebanyak 63 Sekolah Rakyat telah beroperasi pada 14 Juli 2025, sedangkan sisanya 37 sekolah lagi akan dibuka pada akhir Juli atau awal Agustus 2025 untuk menjangkau 100 lokasi di seluruh Indonesia.
Apakah Menyelasaikan Persoalan?
Rencana dibangunnya Sekolah Rakyat memang bagus, tujuannya untuk membantu keluarga yang tak mampu supaya bisa meraih pendidikan. Namun, sayangnya tidak bisa menjadi solusi tuntas. Sejatinya persoalan kemiskinan ini sudah terjadi secara terstruktur, maka dari itu tidak bisa hanya diselesaikan masalah cabangnya saja, tetapi harus dari akar permasalahannya.
Buktinya melihat pengangguran saat ini makin banyak. PHK makin marak, sedangkan lapangan pekerjaan sangat langka. Selain itu, masih banyak terjadi masalah pada sekolah negeri, baik dari segi kualitas pendidikannya juga dari sarana dan prasarana yang belum memadai serta kualitas tenaga pendidik dan lainnya.
Jadi sudah sangat jelas bahwa ini merupakan permasalahan yang sistematik dan ini merupakan dampak rusaknya penerapan sistem kapitalisme yang menempatkan negara hanya sebagai regulator oligarki. Negara yang seharusnya menjadi pelayan rakyat, menjamin kesejahteraan rakyat, dan memberikan pendidikan yang baik kualitasnya tapi malah menjadi sebaliknya, sehingga menambah persoalan karena solusi yang diberikan tidak menyentuh akar.
Solusi yang Mampu Menuntaskan Permasalahan Umat
Dalam Islam, pemimpin itu seharusnya menjadi pelayan umat. Rasulullah saw. bersabda, “Seorang imam (khalifah/kepala negara) adalah pemelihara dan pengatur urusan rakyat dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas urusan rakyatnya.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Pendidikan dalam Islam dianggap sangatlah prioritas dan negara menjamin pemenuhannya. Pendidikan dalam Islam bukan hanya membentuk kepribadian Islam, melainkan juga mencetak generasi unggul yang bermanfaat dan mampu berkontribusi untuk kemaslahatan umat. Dengan demikian, negara akan memberikan pendidikan dengan kualitas terbaik dan pembiayaannya ditanggung negara secara keseluruhan, tidak ada perbedaan pendidikan beda kasta untuk si kaya dan si miskin karena semua disamaratakan.
Selain itu, negara juga menjamin kesejahteraan umatnya dan akan disediakan banyak lapangan kerja. Semua itu tidak akan terwujud tanpa adanya penerapan syariat Islam secara kafah (keseluruhan).[]
0 Komentar