Mengurai Akar Persoalan Stunting yang Melanda Generasi Bangsa



Siti Rima Sarinah


#Bogor — Persoalan stunting masih menjadi PR bagi pemangku kekuasaan hingga hari ini. Berbagai upaya telah dilakukan agar target zero stunting bisa tercapai. Pasalnya, kasus stunting terus mengalami peningkatan yang signifikan. Jika hal ini dibiarkan berlarut-larut, tentu akan sangat berdampak pada tumbuh kembang generasi di masa depan. Padahal di tangan generasi inilah masa depan bangsa dipertaruhkan.


Dilansir dari Kompas.com, Yantie Rachim kembali dipercaya untuk mengemban peran sebagai Bunda Peduli Stunting Bogor dalam acara “Rembuk Stunting Tingkat Kota Bogor 2025”. Pengukuhan tersebut menandai komitmen berkelanjutan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dalam menanggulangi angka stunting dan memastikan generasi penerus yang sehat dan berkualitas. “Melalui kerja sama sinergis pemerintah, tenaga kesehatan, kader posyandu, serta elemen masyarakat lainnya, saya berharap Bogor dapat menekan angka stunting hingga ke titik terendah,” ungkap Yantie dalam siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (25/09/2025).


Upaya Pemkot Bogor dengan adanya pengukuhan "Bunda Peduli Stunting" dalam rangka mengentaskan masalah stunting patut mendapatkan apresiasi. Namun, sayangnya dari sekian banyak program yang telah dilakukan bahkan sampai pada tingkat lanjutan, hingga kini belum terlihat hasilnya. Kasus stunting terus merangkak naik dan tidak ada indikasi penurunan sama sekali. Artinya, program semacam ini tidak akan efektif selama akar permasalahan yang menyebabkan stunting tidak diselesaikan secara tuntas.


Jika kita cermati berbagai program yang telah diupayakan pemerintah, terlihat hanyalah sebuah program parsial yang tak menyentuh akar persoalan. Disadari atau tidak, sebenarnya sangat mudah untuk melihat penyebab meningkatnya kasus stunting. Jika hanya dengan pembagian makanan, susu, biskuit, dan lain sebagainya untuk beberapa saat saja, mana mungkin kasus stunting bisa teratasi.


Tidak dimungkiri, gurita kemiskinan yang melanda masyarakat menjadi penyebab utama banyak generasi yang mengalami stunting. Setiap orang tua pasti menginginkan bisa memberi makanan sehat dan bergizi bagi anak-anak mereka. Namun karena faktor ekonomi, mereka terpaksa hanya bisa memberikan makanan yang ala kadarnya tanpa memperhatikan nilai gizinya.


Seharusnya pemerintah lebih concern untuk mengentaskan kemiskinan dengan membuka lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya. Sehingga setiap individu terutama kepala keluarga mendapatkan penghasilan dan mampu memberikan makanan yang sehat dan bergizi untuk anak-anak mereka. Sedangkan fakta yang tampak di hadapan kita, kemiskinan sangat berkorelasi dengan tingginya angka PHK yang menyebabkan meningkatnya pengangguran. Mirisnya, di sisi lain tenaga kerja asing dengan mudahnya masuk ke negeri ini. Mereka mendapatkan pekerjaan dan mendapatkan gaji yang sangat layak. 


Padahal, kita hidup di negeri yang dikenal dengan sebutan Zamrud Khatulistiwa dengan sumber daya alam yang melimpah ruah, mulai dari kekayaaan yang ada di lautan, hutan, minyak bumi, gas alam, batu bara, tambang mineral, dan lain sebagainya. Tetapi hasil dari kekayaan alam ini tidak dirasakan oleh rakyat. Negara secara legal memberikan hak pengelolaan kepada korporasi dengan dalih investasi. Inilah potret negara yang menjadikan hukum buatan manusia (kapitalisme) sebagai landasannya. Tak satu pun sistem kehidupan ini mampu memberikan solusi bagi persoalan kehidupan, justru sebaliknya yang menjadi sumber persoalannya adalah penerapan sistem kapitalisme dalam kehidupan manusia.

Jika kekayaan alam yang berlimpah ruah dioptimalisasi dan dikelola sesuai dengan ketentuan sang pemiliknya (syariat Islam), tentu dengan mudah negeri ini keluar dari kubangan kemiskinan. Ditambah negara menjalankan posisinya sebagai pengurus rakyat, akan menjaga dan melindungi kekayaan alam yang hakikatnya adalah milik rakyat. Negara tidak memberi peluang sedikit pun bagi swasta asing maupun pribumi untuk mengambil alih pengelolaan kekayaan ini. Sejatinya kekayaan alam milik rakyat senantiasa terjaga dan hasil pengelolaannya dialokasikan untuk kepentingan rakyat semata. Negara yang memiliki tata kelola seperti ini hanyalah negara Khilafah yang berasaskan akidah Islam.


Selain kekayaan alam, ada beberapa sumber pemasukan milik negara (Khilafah) seperti kharaj, usyur, fai, jizyah, dan lain sebagainya. Semua pemasukan negara dikumpulkan di baitulmal sebagai kas negara, yang telah memiliki pos-pos alokasi anggarannya masing-masing untuk kepentingan rakyat. Dengan begitu, negara akan mudah mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran di tengah rakyat, sekaligus menghilangkan kemiskinan yang selama ini membelenggu rakyat. 


Dengan gambaran seperti ini, maka generasi pun tumbuh dengan sehat dan dapat mengenyam pendidikan berkualitas mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi. Inilah bentuk persembahan terbaik negara kepada penopang estafet peradaban bangsa. Karena di tangan merekalah kelak nasib bangsa ini dipertaruhkan. Dengan sistem negara yang baik akan melahirkan aturan terbaik bagi manusia. Aturan terbaik dari Zat Yang Mahabaik senantiasa hadir untuk mengentaskan seluruh masalah kehidupan. Maka sistem terbaik inilah yang harus diperjuangkan untuk hadir kembali dalam kehidupan kita. Wallahualam.[]

Posting Komentar

0 Komentar