Sekularisme Biang Masalah Kehidupan Manusia

 


Siti Rima Sarinah


 

#MutiaraAl-Qur'an — Hidup dalam aturan yang bebas nilai telah memberi keleluasaan bagi manusia untuk bebas melakukan apa saja sesuai hawa nafsunya. Aturan yang menihilkan peran agama dari kehidupan (sekularisme), hanya orientasi materi yang menjadi sumber kebahagiaan semu. Atas nama kebebasan yang diagung-agungkan manusia bebas mengekspresikan pendapat dan perilakunya, tanpa mengenal halal haram. Penghinaan demi penghinaan terhadap Islam dan kaum muslim yang kerap kali terjadi adalah hasil perwujudan sekularisme dalam kehidupan kita saat ini.

 

Penghinaan yang terus berlanjut bahkan diberikan panggung oleh media dan menjadi opini memberi stigma negatif dengan sosok-sosok yang lekat terhadap nuansa Islam. Seperti kiai, ustaz, bahkan Nabi Muhammad saw. pun sering mendapatkan penghinaan baik dari umat Islam sendiri maupun orang-orang nonmuslim. Tak ada sanksi yang mampu membungkam mereka, karena ini bagian dari kebebasan berekspresi yang mereka agung-agungkan.

 

Indonesia telah menetapkan sanksi bagi perbuatan menghina Islam dapat dijerat hukuman pidana penjara maksimal 5 tahun. Apabila perbuatan menghina Islam dengan menggunakan media sosial yang akan menimbulkan kebencian dan permusuhan atau memicu munculnya isu SARA, maka pidana penjara maksimal 6 tahun dan denda maksimal Rp1 Miliar sebagai sanksinya. Namun, atas nama kebebasan UU yang telah mengatur perbuatan menghina tersebut tanpa memiliki taring untuk memenjarakan si pelaku. Sehingga wajarlah apabila penghinaan dan penistaan tumbuh subur di alam sekularisme.

 

Allah Swt. berfirman, Tidak perlu kamu membuat-buat alasan karena kamu telah kufur sesudah beriman. Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah bertobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain), karena sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berbuat dosa.” (At-Taubah Ayat 66)

 

Ayat di atas merupakan penegasan kepada orang-orang yang dengan sengaja menghina atau menistakan Islam dan kaum muslim, sebagai sikap atau tabiat dari musuh-musuh Allah Swt. Mereka adalah golongan orang-orang kafir dan munafik. Para ulama mengkategorikan perbuatan menghina dan menistakan Islam dan kaum muslim adalah pembatal keimanan seseorang apabila ia muslim. Atau dengan kata lain, sebagai perbuatan kekafiran yang menjadikan pelakunya kafir setelah beriman.

 

Sungguh ironis,  kita hidup di negeri yang penduduknya mayoritas beragama Islam, tapi justru terus menjadi sasaran penghinaan dan penistaan  keji dengan beragam bentuknya. Tatkala umat Islam bereaksi meluapkan kemarahan atas penghinaan dan penistaan terhadap agamanya, dengan mudahnya para penghina tersebut mengucapkan kata maaf. Fakta ini menunjukkan hilangnya marwah Islam dalam sistem buatan akal manusia yang lemah ini.

 

Sekularisme bukan hanya menumbuhsuburkan penghinaan dan penistaan terhadap Islam dan kaum muslim, melainkan juga menjadi biang masalah kehidupan manusia, menghantarkan manusia berperilaku lebih rendah daripada hewan. Sebagai contoh makin maraknya geliat kaum pelangi yang terus berjuang untuk mendapatkan tempat di tengah masyarakat. Padahal, komunitas ini akan membawa pada kehancuran dan kepunahan umat manusia serta menimbulkan berbagai penyakit yang mematikan. Ironisnya, banyak pihak yang justru memberi dukungan kepada komunitas yang menyimpang dari aturan Allah Swt tersebut.

 

Seluruh lini kehidupan kita rusak dan porak-poranda diakibatkan kehadiran sekularisme yang telah menjasad dan mendarah daging di dalam tubuh umat muslim. Gaya hidup hedonis, permissif, dan serba bebas menjadi gaya hidup baru yang mewarnai kehidupan umat muslim. Tanpa mereka sadari, sekularisme telah menggiring mereka kepada jurang kesesatan yang sangat dalam. Dengan meracuni pemikiran umat dengan ide-ide yang menjadikan manusia kehilangan akal sehatnya sebagai makhluk yang mulia.

 

Akankah sekularisme ini kita dibiarkan mencengkeram kehidupan umat muslim dan membiarkan umat muslim kehilangan jati dirinya sebagai khoiru ummah (umat terbaik)? Tentu kita tidak akan rela apabila sekularisme terus membayangi kehidupan umat muslim. Maka, menjadi kewajiban bersama bagi pengemban agama Allah dan umat muslim lainnya, untuk bersinergi terus mengopinikan ide-ide Islam. Mengajak umat sadar dan segera bangkit untuk membersihkan pemikiran dan pemahamannya dari racun ide sekularisme yang telah mengontaminasi pemikiran umat dengan berbagai kerusakan.

 

Agar dapat mengembalikan umat Islam pada posisinya sebagai umat terbaik yang mengemban Islam untuk menjadi problem solving persoalan umat manusia. Sehingga marwah Islam sebagai agama yang dimuliakan Allah bisa dapat diraih. Hal ini bisa terwujud apabila Islam diterapkan dalam sebuah institusi negara yang akan menerapkan aturan Islam kafah di seluruh lini kehidupan umat manusia. Institusi negara inilah yang akan menjaga Islam dan kaum muslim dari musuh-musuh Allah dan para pembenci Islam dan umat. Sehingga mereka pun akan gentar dan tak punya nyali untuk berani menghina, menistakan atau mengintimidasi Islam dan umatnya.

 

Institusi negara Khilafah yang akan menjadi garda terdepan untuk melindungi Islam dan umat, dari siapa pun yang akan menghancurkannya atau pun merusaknya. Dan mengeluarkan umat manusia dari kegelapan sistem sekularisme menuju cahaya kemenangan Islam yang penuh keberkahan dan keselamatan dunia dan akhirat. Wallahualam bissawab.[]

 


Posting Komentar

0 Komentar