Mitri Chan
#Bogor — Generasi muda Kabupaten Bogor melalui Komunitas Vinus Muda menggelar acara "Youth Political Movement" sebagai ikhtiar membangun kepemimpinan lokal sesuai kebutuhan tiap kecamatan. Founder Vinus Muda Chikal Akmalul Fauzi menegaskan pentingnya memutus ketergantungan terhadap politik elite dan berani menentukan arah pembangunan untuk wilayahnya sendiri. Harapannya, generasi muda di Kabupaten Bogor menjadi penggerak di masyarakat, kritis, dan berkapasitas sebagai pemimpin. (askara.co, 22/11/25)
Generasi muda memang menjadi ikon lokomotif pergerakan di masyarakat. Mereka memiliki potensi mengubah peradaban manusia karena aktivitas yang kreatif, kritis, berani, bergerak cepat, dan melek teknologi. Aktivitas politik pemuda tampak ketika mereka merespon isu politik nasional dan global secara cepat dan massif. Hanya saja, respon perubahan politik masih fokus pada perubahan rezim atau perubahan kebijakan di dalam sistem, belum menyentuh perubahan politik terhadap sistem.
Untuk itu tantangan besar generasi muda saat ini adalah mengarahkan kesadaran pada perubahan ideologis, bukan sekadar pragmatis. Hal ini untuk menghindari pembajakan potensi generasi muda dari hegemoni ideologi sekuler-kapitalisme yang menjauhkan arah berpikir dari Islam. Aktivitas generasi muda yang kuat energinya, justru rentan dibajak oleh framing kapitalistik di antaranya terjebak dalam penyebaran ideologi sekuler, liberalisme, hedonisme, relativisme moral, dll. Walhasil, potensi terbuang sia-sia dan menjadi penyebar kerusakan di tengah masyarakat.
Akibatnya, generasi muda menjauh dari identitas Islam tanpa merasa sedang dijauhkan. Lebih parah lagi, kapitalisme menjadikan generasi sebagai komoditas melalui perhatian dan perilaku yang diarahkan pada konsumen hiburan, gaya hidup instan, tren sementara, dan kelemahan berpikir. Semua itu adalah desain sistemik untuk menjauhkan generasi dari sesuatu yang membangkitkan mereka (Islam). Sehingga peran mereka dalam menegakkan kebenaran di masyarakat pun lenyap.
Maka, dibutuhkan profil generasi muda yang mengacu pada profil generasi Islam sesuai tuntunan Islam, di antaranya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi. Profil generasi sesuai fitrahnya, yaitu memiliki kecenderungan mengikuti ajaran yang lurus dan menjauhi segala bentuk penyimpangan. Mereka bukan sekadar kritis tanpa memegang kebenaran, melainkan memiliki ciri khas kepribadian seorang muslim, yaitu amar makruf nahi munkar di mana pun berada. Dengan begitu, pergerakan mereka tidak mudah dipatahkan karena memiliki kekuatan akidah dan visi dakwah yang mendalam.
Jika potensi generasi muda yang kuat bertemu dengan konsep Islam, maka akan memunculkan profil generasi Islam seperti generasi sahabat dan tabi’in. Sesuai blueprint pergerakan perubahan politik meneladani Rasulullah saw. melalui metode dakwah yang membangkitkan pemikiran manusia. Dalam kitab Daulah Islam karya Syekh Taqiyuddin an-Nabhani, Rasulullah saw. membangkitkan pemikiran manusia melalui pembinaan intensif, sehingga menghasilkan individu yang memiliki identitas kuat dan kepemimpinan berpikir berdasarkan Islam.
Aktivitas perubahan yang dilakukan Rasulullah saw. terstruktur dan terpusat melalui jemaah dakwah yang menjadi penggerak di masyarakat. Aktivitas perjuangan politiknya jelas, yaitu mengarahkan perubahan dengan penerapan sistem Islam, bukan sekadar perubahan Islam secara personal (spiritual). Akhirnya, perubahan sistem jahiliah menjadi sistem Islam (Khilafah) terwujud dan melahirkan peradaban Islam rahmatan lilalamin.
Kini, saatnya generasi muda memelopori perjuangan menegakkan tegaknya sistem Islam kafah (Khilafah), memikul risalah Nabi Muhammad saw. Perjuangan yang tidak hanya membawa pada kebangkitan umat manusia menjadi umat terbaik, tetapi perubahan yang perjuangannya diridai Allah Swt. Perjuangan ini adalah amanah yang harus ditunaikan oleh seluruh komponen umat, termasuk pada generasi muda terbaik saat ini.[]

0 Komentar