Siti Rima Sarinah
#MutiaraAl-Qur'an — Generasi muslim adalah tulang punggung peradaban bangsa. Di tangan merekalah nasib bangsa dan peradaban ini dipertaruhkan. Mereka memiliki potensi besar sebagai agen perubahan yang memiliki kreativitas, inovasi, dan berperan aktif dalam membangun peradaban unggul, untuk memberikan yang terbaik bagi kemaslahatan umat manusia. Di balik potensi besar yang dimiliki oleh generasi muslim, ada tantangan besar yang sedang mengintai mereka, yaitu tantangan pembajakan dengan berbagai propaganda yang mengikis potensi mereka yang diakibatkan rendahnya kualitas pendidikan yang mereka dapatkan.
Allah Swt. berfirman yang artinya, ”Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh berbuat yang makruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. " (Surah Al-Imran Ayat 110)
Ayat di atas menunjukkan bahwa umat Islam, khususnya generasi muslim adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. Sebagai umat terbaik yang diperintahkan oleh Allah Swt. untuk menyeru pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Dengan kata lain, umat terbaik senantiasa melakukan amal kebaikan yang bermanfaat untuk umat manusia dan mencegah segala bentuk keburukan serta berusaha mengubah kondisi yang rusak menjadi kondisi yang jauh lebih baik.
Namun sayangnya, gelar umat terbaik telah terkikis bahkan tak terlihat wujudnya dalam diri generasi muslim saat ini. Hal ini diakibatkan generasi muslim dididik oleh sistem pendidikan yang berasaskan pemisahan agama dari kehidupan (sekularisme). Mengakibatkan lahirnya generasi yang penuh dengan berbagai problem kehidupan. Di ranah sosial, generasi banyak menjadi korban bullying, mental illness yang berujung meningkatnya kasus bunuh diri dikalangan remaja.
Sosial media pun memegang peranan penting dalam “menciptakan kerusakan generasi”. Generasi bebas mendapatkan konten-konten dan situs-situs yang berbau kekerasan, pornografi, penyimpangan sosial, dan kerusakan lainnya. Sehingga muncullah sosok generasi yang suka pada kekerasan yang tak segan membunuh temannya dengan alasan yang sepele. Sekularisme telah mengikis potensi besar generasi muslim dengan menjadikan mereka sosok generasi baru dengan gaya hidup permissif dan hedonis. Tak sedikit pun identitas seorang muslim terlihat pada diri mereka.
Di ranah ekonomi, banyak generasi kesulitan mendapatkan pekerjaan setelah menyelesaikan sekolah/kuliah mereka. Massifnya angka pengangguran yang sedang menghantui generasi muda. Sehingga banyak generasi yang lebih memilih sekolah/kuliah hanya untuk memenuhi kebutuhan industri, atau dengan kata lain mereka hanya menjadi buruh yang tidak memiliki skill sedikit pun. Keenganan generasi memilih bidang keilmuan karena keilmuan tidak mendapatkan support dari negara dan membiarkan generasi hanya menjadi pekerja buruh agar bisa membayar berbagai pungutan pajak yang juga menyasar mereka sebagai target pajak. Ditambah lagi, biaya pendidikan dibangku kuliah yang tidaklah murah, sehingga hanya segelintir generasi saja yang mampu mengenyam pendidikan di bangku kuliah.
Sehingga tidak ada lagi generasi yang kritis dan berani untuk menyuarakan ketidakadilan dan berbagai kebijakan yang ditetapkan oleh negara melalui tangan pemangku kekuasaan di negeri. Mereka disibukkan mengejar materi dan materi, yang membuatnya kehilangan kepekaan dan kepedulian terhadap berbagai persoalan yang menimpa rakyat. Ini semua adalah hasil karya sistem pendidikan kapitalisme yang berasaskan sekularisme. Mereka sengaja dibungkam dengan kesibukan hanya mengejar materi dan mengejar hawa nafsu sesaat, agar mereka tidak sadar ada bahaya besar yang sedang mengintai dan ingin menghancurkan potensi besar yang ada dalam diri generasi muslim. Kalaupun ada generasi yang “speak up”, justru dilabeli dengan stigma negatif seperti radikal, teroris, atau pun stigma negatif lainnya.
Padahal berbagai bidang keilmuan sangatlah penting dan dibutuhkan oleh generasi muslim. Sebab, sebagai agen pelopor perubahan tentu membutuhkan ilmu agar dapat berpikir visioner dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang mendera bangsa ini, serta memberikan solusi yang benar dengan sistem aturan yang tepat. Sehingga menjadi tanggung jawab seluruh kaum muslim untuk menyelamatkan generasi muslim dari kerusakan sistem kapitalisme sekular, yang telah mengikis potensi besar sebagai agen pelopor perubahan dan sebagai umat terbaik.
Menjadi tantangan terbesar bagi seluruh umat muslim untuk mengembalikan identitas generasi muslim. Tentu harus dilakukan secara masif dan terus menerus, baik secara individu maupun menggunakan media sosial untuk menyadarkan kepada generasi muslim akan peran pentingnya bagi nasib dan kemajuan bangsa di masa depan. Mereka tak layak hanya menjadi pekerja buruh untuk memenuhi kebutuhan pasar industri yang dikuasai oleh korporasi yang berkolaborasi dengan pemangku kebijakan demi untuk memuluskan kepentingan mereka.
Generasi muslim harus disadarkan akan pentingnya ilmu yang disandarkan pada pondasi keimanan kepada Allah Swt., sehingga dengan ilmu tersebut mereka mampu menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan dengan cara pandang yang benar dan cerdas dalam menggunakan media sosial. Mereka akan mampu memilih dan memilah konten-konten dan situs-situs yang akan merusak pola pikir dan perilakunya. Bahkan mereka menggunakan media sosial untuk menebarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi generasi yang lain dan menerbarkan berbagai kebaikan dengan memotivasi generasi muslim lainnya untuk bersama-sama melakukan berbagai hal kebaikan lainnya.
Walaupun saat ini generasi muslim hidup dalam sistem kehidupan yang batil, tapi tidak ada yang tidak mungkin untuk bisa mengembalikan identitas mereka sebagai seorang muslim. Bukankah Rasulullah saw. dan para sahabat ada juga yang masih berusia belia, tapi mereka mampu menjadi sosok pembela dan pejuang Islam hingga akhir hayat mereka. Rasulullah saw. merubah pola pikir dan perilaku mereka berstandarkan pada syariat Islam. Sehingga mampu membuang pemikiran yang rusak dan mengganti pemikiran tersebut dengan pemikiran dan pemahaman Islam serta mampu menjadikan mereka sosok-sosok generasi Islam yang mumpuni di semua bidang kehidupan.
Dengan izin dan pertolongan Allah Swt., kita pun mampu mengembalikan generasi muslim sebagai umat terbaik dan agen pelopor perubahan, tatkala pemahaman Islam telah menjasad dalam diri mereka. Seluruh kaum muslim dan para pengemban dakwah pun harus senantiasa membersamai untuk terus menuntun dan menjaga mereka dengan membentuk komunitas-komunitas yang berorientasi pada aktivitas amar makruf nahi mungkar. Agar umat terbaik terwujud nyata dalam kehidupan kita hari ini dan merekalah yang akan mengubah kondisi yang rusak menjadi kondisi yang terbaik dalam naungan cahaya Islam dengan tegaknya Khilafah Islamiah, Insya Allah. Wallahualam. []
.png)
0 Komentar