Ketika Islam sudah menghujam sanubari, peran dan perjuangan kemerdekaan tidak bisa lepas dari ideologi Islam yang ada dalam diri tokoh Islam saat itu. Saat ada kezaliman, hati mereka bergerak melawan penjajahan, penindasan dan mengubah kezaliman yang ada di sekelilingnya. Hal itu merupakan jejak juang para tokoh Islam pada era kemerdekaan.
Dalam konteks kekinian, kita harus mengungkap kebenaran fakta sejarah dengan tafsir yang benar sesuai Islam. Kita harus mengungkap peran Islam dalam era kemerdekaan. Islam mempunyai peran besar dalam mengusir penjajah. Seperti dalam peristiwa 10 November 1945, itu terjadi karena ada fatwa jihad dari KH Hasyim Asy'ari. Kebenaran ini harus diungkap. Dan sekali lagi, kita harus tepat dalam melihat sejarah agar sejarah menjadi ibrah.
Dalam Islam, sejarah merupakan ibrah atau pelajaran. Agar kita tidak mengulangi kesalahan, namun dapat mengulangi kesuksesan. Islam tidak memandang sejarah sebagai sumber hukum. Kecuali sejarah (sirah) ketika Rasulullah saw. masih hidup. Para sahabat yang melihat perbuatan Rasulullah saw. lalu meriwayatkannya atau diamnya Rasulullah saw. ketika sahabat melakukan sesuatu maka itu termasuk sunah.
Ada dua perkara yang tidak bisa dilepaskan dalam memandang sejarah. Pertama adalah fakta sejarah. Apakah fakta sejarah itu benar-benar terjadi? Atau, benarkah kejadian sejarahnya seperti demikian? Untuk membuktikannya perlu adanya verifikasi fakta sejarah. Kedua, adalah tafsir sejarah. Fakta sejarah dinilai baik atau buruk tergantung perspektif orang yang menafsirkannya.
Dalam Islam sejarah adalah peristiwa dan peristiwa tidak bisa diulang. Sejarah akan sangat bergantung pada periwayatan. Serta, Islam melihat siapa yang menyampaikan berita. Kalau berita sampai dari orang fasik, maka tidak boleh kita mengambil berita itu. Kita hanya mengambil berita dari orang mukmin. Dalam hadis, perawi haruslah memiliki sifat dhabit dan adil. Jika berita sampai dari mukmin yang memiliki sifat itu, maka kita ambil.
Dalam Islam sejarah adalah peristiwa dan peristiwa tidak bisa diulang. Sejarah akan sangat bergantung pada periwayatan. Serta, Islam melihat siapa yang menyampaikan berita. Kalau berita sampai dari orang fasik, maka tidak boleh kita mengambil berita itu. Kita hanya mengambil berita dari orang mukmin. Dalam hadis, perawi haruslah memiliki sifat dhabit dan adil. Jika berita sampai dari mukmin yang memiliki sifat itu, maka kita ambil.
Dalam Conference of The Parties (COP) 21 yang lebih dikenal dengan Perjanjian Paris 2015, negara-negara di dunia berkomitmen atas perubahan iklim global yang ada saat ini. Mereka berupaya untuk menahan laju pemanasan global di bawah 2 derajat Celsius atau bahkan ditekan sampai 1,5 derajat celsius di bawah tingkat pra-industrialisasi. Usaha untuk menekan emisi karbon ini, sekaligus mendorong semua negara untuk menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) dan meninggalkan energi berbahan bakar fosil. Energi baru terbarukan ini dianggap menjadi ene…
Find Us at :