Siha Utrujah
#Wacana — Penderitaan yang dialami warga Gaza Palestina belum juga usai. Bahkan Zionis Israel makin hari makin brutal menunjukkan kekejian yang luar biasa terhadap warga Gaza Palestina. Dari mulai rakyat sipil hingga anak-anak bayi yang tidak berdosa menjadi sasaran kebiadaban Zionis Israel. Rumah mereka luluh lantak dihujani rudal dan darah mereka mengalir di antara reruntuhan bangunan. Sementara yang masih hidup meronta-ronta kehilangan saudaranya, meronta-ronta kesakitan dan mengalami kelaparan.
Bahkan sampai detik ini warga Gaza Palestina mengalami kelaparan yang ekstrem akibat ulah Zionis Israel mengeluarkan larangan bagi warga Gaza Palestina untuk mendekati pusat-pusat distribusi bantuan. Alasan ini disampaikan oleh Juru Bicara Militer Israel Avhichay Adraee di platform X, penutupan pusat distribusi dilakukan demi keperluan renovasi, reorganisasi, dan peningkatan efisiensi yang dilakukan sehari setelah militer Israel dilaporkan menyerang sekelompok warga Palestina hingga menewaskan sedikitnya 27 orang yang tengah menunggu bantuan di Bundaran Al-Alam, Rafah, selatan Gaza. (beritasatu.com/28/05/2025
Genosida ini bukanlah dalam setahun ini saja. Pembantaian yang dialami Palestina bukan yang pertama kalinya. Genosida ini terjadi sebelum Penjajah Yahudi berdiri pada tahun 1948 mengatasnamakan negara Israel. Sejatinya Israel tidak memiliki negara sama sekali. Ia adalah penjajah sejati yang lahir dari kolonialisme yang ditunggangi Inggris kemudian dipelihara oleh Amerika Serikat bersama sekutu Baratnya sampai saat ini.
Tampak jelas kebiadaban yang telah dilakukan oleh Zionis Israel membunuh para bayi yang masih merah pun mereka tega melakukannya. Membiarkan warga Gaza kelaparan yang akut dengan perlahan-lahan sebagai bentuk pembunuhan yang keji agar tidak ada lagi generasi Palestina berikutnya. Bahkan ketika hari raya besar kaum muslimin yaitu Idhuladha pun serangan terus dilakukan.
Begitu besarnya penderitaan yang dialami oleh warga Gaza Palestina. Namun, negara-negara besar dunia Islam diam tanpa melakukan pembelaan terhadap saudaranya. Yang lebih sedihnya negeri-negeri muslim tetangganya tidak membuka pembatasan untuk menolong Palestina.[]
Hati yang Mati
Mereka hanya sibuk sekedar mengecam tanpa mengirimkan pasukan tentara untuk menyerang dan mengusir penjajah Zionis Israel. Padahal secara fitrahnya setiap manusia memiliki rasa kemanusiaan, apalagi Nabi sudah mengatakan setiap sesama muslim itu adalah bersaudara. Apabila saudaranya mengalami penderitaan maka saling membantu dan bekerjasama.
Di mana rasa hati kemanusiaan kaum muslimin saat ini? Saudaranya dibiarkan begitu saja dibantai oleh Zionis Israel. Seolah-olah menunujukkan hati mereka sudah mati. Hati kaum muslim saat ini diporak-porandakan oleh kaum kuffar.
Umat muslim saat ini hatinya mati tapi jasad dan pikiran mereka tetap hidup. Jasad dan pemikiran umat Islam dikendalikan oleh sistem kapitalisme. Sistem kapitalisme yang merasuk sampai ke uluhati umat Islam sehingga rasa simpati dan saling menolong membeku dan tidak berfungsi sama sekali. Tidak mau berkorban memperjuangkan sesama saudaranya bahwa itu merupakan kewajiban bagian dari diri kaum muslim.
Menurut data tahun 2022, jumlah umat muslim di dunia sangatlah banyak bahkan sampai 1,7 miliyar orang (www.wikipedia.org). Namun, mereka terombang ambing seperti buih dilautan yang tidak ada pengaruhnya sedikitpun dihadapan para kaum kuffar—musuh Allah termasuk Zionis Israel. Institusi internasional ala Barat (PBB) yang dibanggakan pun gagal total tidak bisa menghentikan kekejian entitas penjajah Yahudi. Semuanya bersifat mandul tidak berkutik sama sekali.
Kemanusian yang Hakiki
Banyak di antara kaum muslim yang memiliki hati yang mati. Namun, ada pula segolongan umat Islam yang terketuk dan konsisten membela saudaranya di Gaza Palestina. Mereka meyerukan solusi tuntas atas Palestina tidak lain hanya dengan jihad—mengirimkan tentara-tentara muslim diseluruh dunia—untuk membebaskan dan merampas kembali tanah Palestina.
Jihad bisa dilakukan jika ada instruksi dari negara. Sementara negara-negara muslim malah bekerja sama dan bergandengan tangan dengan penjajah Yahudi. Panggilan jihad hanya terwujud jika kaum muslim bersatu secara global di bawah panglima perang umat Islam untuk menggerakkan angkatan bersenjata mereka, dengan meninggalkan penguasa mereka yang berkhianat.
Maka dari itu umat harus sadar untuk wajib berjuang bersama-sama sekuat tenaga dan bersatu untuk menegakkan Khilafah. Dengan Khilafah akan melindungi kaum muslim dari kezaliman yang dilakukan oleh negara-negara Barat yang benci terhadap Islam—termasuk melindungi Palestina dari penjajah Yahudi. Kita memohon kepada Allah melalui persatuan dan kekuatan yang dimiliki kaum muslim yang ikhlas berjuang akan memberikan kemenangan bagi umat Islam di seluruh dunia termasuk membebaskan Palestina dari penjajahan Yahudi.[]
0 Komentar