Seleksi UTBK Curang: Generasi (C)emas?



Nurjannah 



#Wacana — Persaingan ketat untuk mendapatkan universitas dan jurusan impian memang bukan hal baru. Persiapan para calon mahasiswa pun banyak disiapkan jauh sebelum seleksi masuk diadakan. Banyak dari mereka melakukan pembelajaran tambahan bertahun-tahun lamanya untuk dapat bersaing memperjuangkan kursi idaman yang diperebutkan banyak orang tersebut. Namun, sayangnya persaingan ini berakhir tak sehat jika diwarnai oleh kecurangan. 


Pada UTBK yang belum lama diadakan di berbagai titik di Indonesia, ternyata banyak ditemukan kecurangan. Salah satu modus yang tersebar ialah mengubah foto menggunakan AI pada identitas kartu peserta dan menggantinya dengan joki yang sudah dibayar untuk menggantikan. Selain itu, terjadi skema kecurangan yang tersistematis oleh lembaga belajar dengan modus mengikuti ujian seleksi pada tahap awal dan mengingat serta memotret soal yang diujikan untuk dipelajari oleh siswa lain yang terdaftar pada seleksi tahap akhir. Beberapa kecurangan juga melibatkan server UTBK di universitas tempat diadakannya ujian tersebut. (Tempo.co, 08/05/2025)


Lolos universitas dengan jurusan terpandang memang impian banyak calon mahasiswa. Namun, kecurangan demi kecurangan yang terjadi telah mencoreng pendidikan itu sendiri. Universitas negeri ternama yang saat ini menjadi idaman tersebut pun tak benar-benar memberikan jaminan pendidikan. Sebab, setelah dinyatakan terdaftar sebagai mahasiswa, mereka akan dihadapkan dengan kenyataan pembayaran uang kuliah tunggal yang sangat tinggi. Permasalahan tingginya UKT sangat membebani dan banyak di antaranya di luar kemampuan penghasilan orang tua. Hal ini banyak mengakibatkan mahasiswa tidak dapat melanjutkan pendidikan perkuliahannya.


Masalah Sistemik

Kecurangan dalam sistem seleksi dan beratnya mempertahankan diri dalam dunia perkuliahan bukan semata-mata masalah individu, melainkan masalah sistemik karena peran negara menjadi kunci hal tersebut dapat ditangani. Peran negara sebagai pemegang wewenang pendidikan seharusnya menjadi penjaga dengan memberikan pendidikan terbaik kepada seluruh mahasiswa tanpa terkecuali.


Motivasi calon mahasiswa berminat masuk perguruan tinggi ternama adalah untuk mendapatkan lingkungan dan pendidikan terbaik. Sebab, diyakini perguruan tinggi tersebut memiliki sistem ajar yang unggul sehingga mampu menciptakan mahasiswa yang berprestasi. Oleh karenanya, agar pendidikan terbaik dan unggul dapat dirasakan oleh seluruh kalangan, maka peran negara adalah menyediakan pendidikan terbaik tersebut bukan hanya standar universitas ternama saja. Akan tetapi standar unggul dapat diterapkan di seluruh perguruan tinggi tanpa terkecuali, agar seluruh mahasiswa yang ingin belajar memiliki tempat terbaik untuk berkembang dan menuntut ilmu. Sehingga tidak hanya mereka yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata saja yang mendapatkan lingkungan pendidikan yang unggul, akan tetapi pendidikan unggul tersebut dapat dirasakan oleh semua kalangan.


Selain motivasi lingkungan belajar yang unggul, calon mahasiswa memperebutkan perguruan tinggi negeri salah satunya dikarenakan tingginya uang pangkal perguruan swasta. Namun, sayangnya perguruan tinggi negeri saat ini justru tak kalah mahal dengan pembayaran uang pangkal swasta. Hal ini menjadi beban untuk banyak kalangan masyarakat. Oleh karenanya, peran negara adalah memberikan pendidikan yang dapat digapai oleh seluruh kalangan. Sebab, belajar dan menuntut ilmu adalah hak setiap warga negara, bukan hanya untuk mahasiswa yang berprestasi saja.


Islam dan Kejayaannya di Masa Lalu

Tak dipungkiri, Islam pernah memiliki kejayaan yang gemilang—banyak ilmuwan yang lahir dengan penemuan-penemuan baru yang hingga kini dirasakan oleh masyarakat. Lahirnya banyak ilmuwan didorong adanya peran negara yang memberikan dukungan penuh untuk seluruh warga negara yang ingin belajar dan mempelajari sesuatu. Diberikan fasilitas terbaik dan pendidikan terbaik pada masanya, sehingga lahir cendekiawan dengan keilmuan dan penemuan yang menjadi kemajuan untuk dunia. 


Fasilitas dan pendidikan terbaik diberikan secara cuma-cuma untuk seluruh kalangan. Tak hanya itu, negara juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya untuk mereka yang berhasil menciptakan teknologi yang bermanfaat untuk manusia. Salah satu penghargaan yang diberikan oleh negara adalah emas yang ditujukan untuk penulis buku pengetahuan dengan berat yang sama dengan buku yang ditulisnya.


Tak sampai di sana, selain pelajar yang mendapatkan pendidikan terbaik, otak utama dalam pelaku pembelajaran yaitu guru juga mendapatkan kesejahteraan yang dijamin oleh negara. Jaminan kesejahteraan tersebut berupa gaji yang bernilai fantastis untuk siapa saja yang dapat mengajarkan ilmu yang didapatnya. Sehingga, pendidikan pada masa ini menjadi pendidikan dengan sistem terbaik, karena terdapat kesejahteraan dari semua pihak yang terkait, baik dari segi pelajar yang tak risau perihal biaya, juga dari segi pengajar yang dijamin hidupnya. 


Keselarasan pendidikan ini terbukti mampu mengantarkan pendidikan pada posisi terbaik dengan terbentuknya banyak cendekia dan penemuan sebagai kemajuan zaman. Saat keselarasan pendidikan telah tercipta, maka permasalahan kecurangan tidak akan ditemui, sebab siapa pun akan mendapat pendidikan terbaik tanpa harus berlaku curang terlebih dahulu.[]

Posting Komentar

0 Komentar