Generasi Tanpa Agama, Tuntut Kebebasan Malah Kebablasan

 


JP. Dunggio

 

#Wacana — Manusia menuntut agar hidupnya tidak diatur-atur oleh agama. Ingin bebas melakukan semua yang di mau atas nama hak asasi manusia. Yang ada, tuntutan ini membuat manusia bertindak di luar akal sehat. Dari generasi ke generasi, kehidupan manusia di segala bidang kehidupan makin terpuruk dan jatuh ke lubang kehinaan.

 

Hal yang sama pun terjadi pada generasi yang hidup di dunia modern penuh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi—Gen Z:  generasi yang lahir di antara tahun 1997 dan 2012. Setiap hari berita kekerasan, pembunuhan, narkoba, bunuh diri, dll., mewarnai berbagai portal berita baik cetak maupun digital. Tak cukup dengan sikap prihatin dan memperbaiki diri sendiri, akan tetapi harus ada dorongan yang lebih agar kerusakan generasi tidak berlanjut dan segala bentuk kejahatan serta kemaksiatan angkanya mengalami penurunan drastis.

 

Langkah yang sangat mendasar adalah memahami bahwa manusia saat ini menerapkan ideologi yang salah. Ideologi kapitalisme sekuler adalah biang kerok dari semua permasalahan dunia saat ini. Nilai-nilai dalam ideologi ini membuat tujuan hidup generasi muda hanya mengejar materi saja dan menginginkan kehidupan yang tidak terikat aturan agama. Ketika generasi saat ini tidak menjadikan agama sebagai pegangan hidup maka mereka akan mengalami kegoncangan diri seperti mudah cemas, takut, overthinking, hingga berujung pada perbuatan menyakiti diri sendiri. Tingginya angka penderita gangguan kesehatan mental adalah bukti dari ketidakmampuan generasi mengatasi kegoncangan dalam hidupnya.

 

Sistem pendidikan yang ada saat ini juga telah gagal mencetak generasi yang memahami jati dirinya sebagai seorang muslim. Seorang hamba Allah yang tugasnya di dunia untuk taat pada segala perintah dan larangan Allah Swt.. Ditambah sistem sosial yang buruk, membuat generasi saat ini makin kebablasan dalam bertindak dan berpikir. Gaya hidup hedonisme, fomo, sukses dengan cara instan, menjadi sajian yang selalu mereka santap dengan mudah karena kebebasan mengakses segala hal dari internet.

 

Hilangnya peran orang tua dalam memberi kasih sayang, nasihat, dan motivasi, juga penyebab dari kerusakan yang terjadi pada generasi saat ini. Orang tua, khususnya ayah, saat ini hanya sibuk mengejar materi sebagai sarana membahagiakan keluarganya. Tak heran jika negeri ini mendapat julukan fatherless country atau negara yang kekurangan figur ayah.

 

Pada 2021, UNICEF merilis data bahwa 20,9 persen anak Indonesia kehilangan peran ayah dalam keseharian hidup mereka. Sedangkan BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun yang sama juga melaporkan bahwa hanya 37,17 persen anak usia balita yang mendapatkan pengasuhan penuh dari kedua orang tuanya. (CNNIndonesia.com, 12-2024)

 

Maka dari itu, menerapkan ideologi kapitalisme untuk mengatur kehidupan manusia adalah perbuatan yang salah. Ideologi ini hanya memberi kebahagiaan pada kesejahteraan semu dan kemajuan pembangunan fisik sebuah negara semata tanpa memperhatikan nasib kelangsungan generasi manusianya. Sebagai seorang muslim, sepatutnya kita tidak mengambil ideologi ini karena ada ideologi lain yang lebih baik.

 

Islam adalah ideologi atau aturan hidup yang terbaik dan paling sesuai dengan manusia. Islam mampu membangun generasi dan melahirkan generasi berikutnya menjadi generasi tangguh dan memiliki ketaatan pada aturan agama. Ideologi Islam tidak akan membiarkan generasi tumbuh tanpa peran optimal orang tua. Islam akan memberi sarana pada orang tua untuk mencari nafkah tetapi masih mampu hadir di tengah keluarganya. Sistem pendidikan dibuat untuk menghasilkan generasi dengan akidah yang kuat. Generasi yang lahir dari ideologi Islam tidak akan mudah mengalami goncangan hidup dan tercebur pada kemaksiatan.

 

Islam pun akan membangun sistem sosial yang membuat generasi fokus pada tujuan hidupnya menjadi hamba Allah yang taat dan memiliki prestasi cemerlang, bukan sekadar kesuksesan dan ketenaran semata. Maka tak heran ketika ideologi Islam diterapkan, generasinya mampu membuat Islam berjaya selama ribuan tahun. Generasi Islam muncul dan tumbuh sebagai manusia yang menguasai banyak bidang ilmu, mampu menjelajahi tiap jengkal bumi, pejuang yang tangguh dalam medan perang, dan tetap tunduk pada Sang Pemilik Hidup mereka.

 

Begitulah hasil ideologi Islam dalam mengatasi kerusakan yang menimpa generasi. Sudah sewajarnya umat Islam kembali menerapkan syariat Islam secara kafah agar generasi muda bisa kembali bangkit dan menggapai masa depan cemerlang.[]

Posting Komentar

0 Komentar