Pemuda Menyuarakan Aspirasi, Bentuk Amar Makruf Nahi Mungkar



Siti Rima Sarinah

 

#Bogor — Aksi demonstrasi yang akhir-akhir ini marak terjadi, berujung pada aksi anarkis. Mulai dari remaja, mahasiswa, hingga masyarakat sipil ikut serta dalam aksi ini. Puluhan siswa di Kota Bogor terpaksa diamankan oleh petugas, tatkala ikut serta dalam demo buruh di DPR RI. Dalam pemeriksaan ditemukan chat berisi ajakan untuk ikut dalam demo tersebut. Disinyalir juga puluhan siswa nekat ikut demo dikarenakan adanya pengaruh dari media sosial yang mengajak masyarakat untuk demo. (detik.com, 28/08/2025)

 

Tidak dimungkiri, sebagian besar pelajar sangat rentan untuk terprovokasi aksi demontrasi apalagi aksi ini menjadi FOMO di media sosial. Membuat para pelajar tanpa berpikir panjang ingin ikut serta dalam aksi demonstrasi tersebut. Walaupun tak jarang para pelajar sangat mudah disulut untuk melakukan aksi anarkis yang mengakibatkan mereka harus berurusan dengan pihak berwajib, tetapi ada juga yang ikut aksi tersebut sebagai bentuk kepedulian dan kepekaan mereka terhadap persoalan yang tengah dihadapi oleh bangsa ini.

 

Pada hakikatnya, para pelajar memiliki potensi besar sebagai agen perubahan yang mampu mengubah kondisi negara ini menjadi lebih baik. Para pelajar ini bukanlah anak-anak lagi, sehingga mereka bisa diarahkan untuk berpikir dan bersikap yang benar dalam menghadapi persoalan bangsa. Walaupun di sisi lain, para pelajar sering melakukan tawuran dan melakukan aksi anarkis yang menyebabkan banyak korban berjatuhan.

 

Hal ini terjadi dikarenakan sistem pendidikan dengan kurikulum bernafaskan sekularisme—disadari atau tidak—telah mencetak jiwa-jiwa anarkis pada diri pelajar. Mereka tidak mampu berpikir benar dalam menyelesaikan persoalan di antara mereka, selain melalui kekerasan. Hilangnya kepekaan dan kepedulian dalam diri para pelajar membuat mereka dengan mudah menghabisi nyawa lawannya. Hal ini menjadi sesuatu yang biasa bagi mereka, bahkan menjadi kebanggaan. Maka wajarlah potret para pelajar yang ada di hadapan kita adalah mereka yang suka tawuran, bullying, narkoba, dan kejahatan lainnya.

 

Padahal, mereka adalah investasi bagi bangsa ini yang kelak menjadi penopang estafet perjuangan bangsa di masa yang akan datang. Terbayang dengan jelas kehancuran yang akan menimpa negeri ini, apabila para pelajar terus dibiarkan dan dididik dengan sistem pendidikan yang menjauhkan dan menghilangkan potensi besar mereka sebagai agent of change. Persoalan yang menimpa para pelajar, yang notabene generasi bangsa, sebenarnya bisa diatasi dengan melakukan pembinaan. Pembinaan yang bertujuan untuk mengubah pola pikir dan pola sikap mereka, sehingga mereka semangat untuk melakukan perubahan yang benar. Mereka mampu mengesampingkan hawa nafsu dalam menghadapi setiap persoalan, sehingga mereka menjadi pribadi yang kuat dan jauh dari aksi kekerasan serta aksi kejahatan lainnya.

 

Pembinaan para pemuda ini pernah dilakukan langsung oleh suri tauladan kita, Nabi Muhammad saw. Beliau membina para pemuda Islam yang berusia sangat belia untuk menanamkan fondasi akidah, sehingga terlihat jelas para pemuda binaan Rasulullah saw. tumbuh menjadi pemuda-pemuda yang memiliki kepribadian Islam yang kokoh. Bukan hanya pola pikir mereka saja yang berlandaskan pemahaman Islam, pola sikap mereka pun demikian.

 

Hasil pembinaan yang dilakukan Rasulullah saw. di Darul Arqam telah menghasilkan para pemuda agent of change. Mereka memiliki keberanian membongkar kebatilan sistem jahiliah, serta mengopinikan Islam sebagai satu-satunya diin yang shahih (benar). Begitu banyak tantangan dan rintangan yang harus mereka hadapi, bahkan nyawa pun menjadi taruhannya, tapi tidak membuat mereka gentar untuk terus menyuarakan kebenaran Islam.

 

Keberanian dan kegigihan para pemuda ini dalam melakukan amar makruf nahi mungkar, membuat musuh-musuh Islam pun gentar. Islam menjadi opini umum di tengah-tengah umat manusia pada saat itu, bahkan mampu mengubah kondisi sistem jahiliah menjadi sistem kehidupan yang penuh dengan keimanan dan ketaatan. Kesungguhan dan kerja keras dari pemuda inilah yang mampu menghantarkan mereka mewujudkan negara yang memiliki peradaban yang cemerlang. 

 

Oleh karena itu, para pemuda generasi bangsa harus diselamatkan dari berbagai kerusakan sistem batil buatan akal manusia yang lemah. Dengan mengembalikan mereka pada posisinya sebagai agent of change yang memiliki visi misi kehidupan Islam akan dapat mengeluarkan kondisi negeri ini dari kegelapan menuju cahaya Islam. Caranya dengan mengemban dakwah, amar makruf nahi mungkar, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw., sehingga Islam menjadi opini dunia dan menjadikan Islam sebagai satu-satunya problem solving dalam setiap aspek kehidupan. Wallahua’lam.[]

Posting Komentar

0 Komentar