#Reportase — Senin, 5 Mei 2025
Muslimah Tadabur Al-Qur'an (MTA) kembali mengadakan kajian rutin dengan
tema "Akhir Kesudahan Orang Kafir"
(tadabur surah al-Kahfi ayat 105—106; al-Baqarah ayat 161—162). Tema ini
diangkat sebagai respon terhadap opini saat ini yang mengajak umat untuk
mendoakan tokoh kafir yang wafat.
Acara diawali dengan pembacaan kalam Ilahi oleh Ustazah Lili
dan dilanjutkan dengan kata sambutan
oleh Ketua Muslimah Tadabur Al-Qur'an, Ustazah Hj. DR. Rosmeinita.
Pada acara inti, Ustazah Hj. dr. Estyningtyas selaku narasumber menyampaikan bahwa tadabur QS al-Kahfi 105—106
ini sejatinya untuk meneguhkan kedudukan kita sebagai muslim. Beliau juga
menjelaskan masalah iman ini adalah amalan hati. Artinya, jika ada seseorang
yang lisannya menyatakan dia iman kepada
Allah Swt., Rasulullah saw., dan Al-Qur'an tapi hatinya mengingkari maka bisa
dikatakan dia sebenarnya kufur.
Selanjutnya beliau memaparkan tadabur surah al-Kahfi ayat 105—106:
أُو۟لَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ بِـَٔايَٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَآئِهِۦ
فَحَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ فَلَا نُقِيمُ لَهُمْ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ وَزْنًا. ذَٰلِكَ جَزَآؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا۟
وَٱتَّخَذُوٓا۟ ءَايَٰتِى وَرُسُلِى هُزُوًا
"Mereka itu orang-orang yang telah kufur terhadap ayat-ayat
Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia, maka hapuslah
amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan)
mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam,
disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan
rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok."
Orang-orang kafir yang digambarkan dalam ayat 105—106 yakni mereka
ingkar terhadap ayat-ayat Allah Swt. dan tidak percaya akan hari pertemuan
dengan Allah Swt. (hari kiamat). Orang-orang kafir ini sebaik dan sebanyak apa pun
amal mereka terhapus semua amalnya bagaikan debu-debu yang beterbangan dan
kekal selamanya di neraka.
Balasan bagi mereka adalah neraka jahannam. Sebab, kekafiran itu
adalah induk dari semua kejahatan yang ada di muka bumi serta dosa besar yang
tidak pernah diampuni Allah Swt..
Lalu bagaimana seharusnya sikap kita terhadap orang kafir yang mati
masih dalam kondisi kekafirannya? Dalam surah al-Baqarah ayat 161—162:
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ وَمَاتُوا۟ وَهُمْ كُفَّارٌ أُو۟لَٰٓئِكَ عَلَيْهِمْ
لَعْنَةُ ٱللَّهِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلنَّاسِ أَجْمَعِينَ. خَٰلِدِينَ فِيهَا ۖ لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ ٱلْعَذَابُ
وَلَا هُمْ يُنظَرُونَ.
"Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam
keadaan kafir, mereka itu mendapat laknat Allah, para malaikat dan manusia
seluruhnya. Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan diringankan siksa dari
mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh."
Selanjutnya Allah Swt. juga berfirman di dalam surah at-Taubah ayat 113:
مَا كَانَ لِلنَّبِىِّ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَن يَسْتَغْفِرُوا۟ لِلْمُشْرِكِينَ
وَلَوْ كَانُوٓا۟ أُو۟لِى قُرْبَىٰ مِنۢ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُمْ أَصْحَٰبُ
ٱلْجَحِيمِ.
"Tidaklah patut bagi Nabi dan orang-orang yang beriman
memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang
musyrik itu adalah kaum kerabat (nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya
orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam."
Penjelasan dalam tafsir Ibnu Katsir bahwa sesungguhnya tidak ada
perbedaan pendapat terkait kebolehan melaknat orang kafir. Hal ini sungguh
dilakukan oleh Umar bin Khatab r.a. dan orang-orang setelah beliau. Jadi, jelas
haram bagi kaum muslimin mendoakan dan memintakan ampun untuk orang kafir yang
wafat.
Acara berlanjut pada sesi diskusi yang disambut dengan antusias oleh
para peserta yang hadir. Berbagai pertanyaan yang diajukan tentang interaksi
dengan orang kafir, mungkinkah muslim tergolong orang kafir, tanggapan terhadap
pemimpin yang mengidolakan orang kafir, dan cara agar akhir hidup kita dalam keadaan muslim
(husnul khatimah).
Ustazah Esty merespon pertanyaan semua peserta dengan gamblang.
Beliau menanggapi pertanyaan tentang muslim yang tidak melaksanakan kewajiban-kewajiban
seperti salat lima waktu atau puasa wajib maka selama hatinya masih meyakini
iman kepada Allah Swt., sementara fisiknya tidak beramal sesuai imannya, dia
tetap dianggap muslim.
Mengenai pemimpin yang mengidolakan orang kafir, maka kita wajib
melakukan muhasabah dan mengingatkan bahwa seharusnya dengan kekuasaannya
seorang pemimpin mau menerapkan syariat Islam di negara yang dia pimpin.
Ustazah Esty menutup paparannya dengan memaparkan cara agar mati
sebagai muslim adalah harus taat total, beramal salih, mengerjakan yang wajib
ditambah yang mandub (sunah) dan meninggalkan segala perkara yang
diharamkan.
Acara ditutup dengan doa oleh Ustazah Nurliswianti.[]
0 Komentar