Ketika Sindrom Bebek Mengintai para Ibu

 



JP. Dunggio

 

#Wacana — Menjadi ibu saat ini bukanlah perkara mudah. Para ibu kerap kali menjadi korban dari berbagai tindakan kekerasan baik rumah tangga maupun seksual, tertular HIV/AIDS dari pasangannya, hingga terserang berbagai penyakit mental. Terbaru adalah duck syndrome atau sindrom bebek yang belakangan ramai diperbincangkan netizen Indonesia. Akankah sindrom bebek membuat para ibu kembali menjadi korban?

Sindrom Bebek

Sindrom Bebek atau duck syndrome adalah sebuah sindrom yang menggambarkan kondisi seseorang yang terlihat tenang, padahal ia sedang berusaha keras menutupi berbagai permasalahan yang menimpa hidupnya. Istilah ini terinspirasi dari bebek yang di atas air tampak tenang meski di bawah permukaan air kakinya tak berhenti mengayuh agar ia tetap bisa mengapung. Dr. Madeline Levine, Psikolog dari Stanford University, pertama kali mengamati fenomena ini yang terjadi di kalangan mahasiswanya. Para mahasiswa tahun pertama di Stanford University menampilkan citra diri yang terlihat tenang dan baik-baik saja, akan tetapi di balik itu mereka sedang menghadapi berbagai perjuangan agar tidak terlihat kalah dan mencoba mengendalikan kegelisahan serta ketakutan.

Sayangnya, sindrom ini ternyata tak hanya menimpa kalangan mahasiswa saja. Berbagai kalangan pun mulai terpapar sindrom ini dan salah satunya adalah kalangan ibu. Sosok ibu dicitrakan sebagai sosok yang lembut dan penuh kasih sayang pada anggota keluarga, sayangnya mereka seringkali berjuang dengan sangat keras agar kehidupan rumah tangganya terlihat harmonis dan sempurna.

Ibu Menjadi Korban

Dengan kondisi sistem hidup manusia saat ini yang jauh dari nilai agama dan cenderung menuntut kebebasan hidup tanpa aturan, tak heran para ibu kerap menjadi korban atas berbagai kondisi.

Komnas Perempuan pada Maret 2025 menerbitkan Catatan Tahunan (CATAHU) 2024 tentang kekerasan terhadap perempuan. Kekerasan terhadap Perempuan (KtP) pada tahun 2024 terdapat 445.502 kasus, jumlah ini mengalami kenaikan sebesar 9,77% dibandingkan tahun sebelumnya. Khusus kasus kekerasan yang menimpa istri, Komnas Perempuan menerima pengaduan KTI sebanyak 672 kasus dan jumlah tersebut merupakan kasus tertinggi. Kekerasan terhadap istri sejak CATAHU 2001 selalu menempati nomor wahid dalam tiap laporan CATAHU terhadap kekerasan yang menimpa Perempuan. (Komnas Perempuan, Maret 2025)

Tak hanya KTI, para ibu juga terjangkiti HIV (Human Immunodeficiency Virus). Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2023, kasus infeksi HIV yang menimpa ibu rumah tangga di Indonesia mengalami peningkatan dan angka kasus yang terinfeksi HIV mencapai 35%. Angka tersebut ternyata lebih tinggi dibandingkan kasus HIV pada kelompok lain seperti suami pekerja seks, dan kelompok MSM (man sex with man). Dua aktivitas tersebut telah menyumbang sekitar 30% penularan dari suami ke istri yang mengakibatkan kasus HIV baru pada kelompok ibu rumah tangga bertambah sebesar 5.100 kasus setiap tahunnya.

Mahalnya berbagai biaya hidup, kenaikan harga sembako, dan gelombang PHK, menambah derita para ibu yang membuat mereka berupaya terus berjuang menjaga keluarganya dari berbagai goncangan. Jika hal-hal tersebut terus dibiarkan, maka tak heran sindrom bebek akan menimpa para ibu.

Sistem Hidup Terbaik

Indonesia dan hampir seluruh negara di dunia menerapkan ideologi-ideologi yang salah sehingga fitrah dan mental manusia terganggu. Ideologi sekuler kapitalisme adalah salah satu ideologi yang rusak dan merusak, sayangnya ideologi ini diterapkan di Indonesia. Ideologi ini memandang tujuan hidup manusia hanya mencari keuntungan material dan agama hanya boleh ada pada ranah pribadi. Ketika ideologi ini diterapkan, walhasil berbagai aturan yang dikeluarkan oleh pengelola negara hanya untuk mencari keuntungan material semata dan makin menjauhkan masyarakat, khususnya kaum muslim, dari ajaran agamanya.

Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama Islam, seharusnya umat Islam melirik ideologi Islam sebagai sistem hidup yang akan mengatur manusia. Islam bukan sekadar agama yang mengatur masalah ibadah dan akhlak saja, tetapi juga sebuah ideologi yang memiliki berbagai aturan untuk mengatur kehidupan manusia. Sistem hidup terbaik ini berasal dari Penciptanya manusia yaitu Allah Swt., sehingga Allah Swt. paling mengetahui kelemahan dan kelebihan ciptaan-Nya.

Dalam Islam, seorang ibu memiliki posisi yang mulia. Ia bertanggung jawab mengelola rumah tangga dan berperan sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya. Karena beban yang besar tersebut, Islam tidak mewajibkan seorang ibu untuk mencari nafkah. Tugas tersebut akan diemban oleh suaminya dan negaralah yang berkewajiban menyediakan lapangan pekerjaan bagi para lelaki.

Islam juga akan menekan berbagai perilaku yang mengancam dan membahayakan keselamatan dan kesehatan ibu sehingga para ibu tidak akan menjadi korban termasuk sindrom bebek. Islam juga akan melakukan berbagai edukasi sehingga setiap individu dalam negara yang menerapkan syariat Islam kafah akan menjadi pribadi yang taat pada aturan Islam, bukan pribadi yang berorientasi pada materi dan menuntut kebebasan hak tanpa batas.

Menghadapi sindrom bebek yang mengancam dan menyulitkan banyak kalangan termasuk ibu, sudah sepatutnya menjadikan syariat Islam kafah sebagai solusi bukan ideologi lain.[]

Posting Komentar

0 Komentar