Sistem Pendidikan Islam Melahirkan Generasi Emas

  



#Reportase — Di hadapan puluhan jemaah, Mubaligah Kota Depok, Ustazah Qonita mengungkapkan keterkaitan sistem pendidikan Islam dalam melahirkan generasi emas dunia.


“Dalam Islam, sistem pendidikan itu didasari oleh akidah Islam. Maka akan membentuk kepribadian Islam (mulai dari aqliyah/pola pikir Islam, nafsiyah/pola sikapnya Islam). Tak heran pada masa kejayaan Islam ketika sistem pendidikannya sudah diterapkan banyak melahirkan generasi-generasi emas, karena sudah sejak dini anak-anak dikenalkan Al-Qur’an,” ungkapnya dalam Forum Kajian Komunitas Keluarga Sakinah, "Pendidikan Islam Mencetak Generasi Emas", Ahad (18/05/2025) di Depok.


Ia pun menegaskan, harus diyakini bahwa sistem pendidikan Islam itu akan menghasilkan generasi emas. Di negeri ini yang mayoritasnya muslim harusnya agama itu bukan hanya sebatas ritual saja, tapi bagaimana aturan-aturan Allah, aturan-aturan Sang Pencipta itu diterapkan dalam kehidupan. 


“Kalau kita lihat pada masa Rasulullah saw., sudah memulai hukum-hukum Islam kepada seluruh kaum muslimin baik anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua;  tidak pernah membedakan antara laki-laki dan perempuan. Artinya dalam semua aspek kehidupan itu ada aturan-aturan. Maka harus tahu hukum-hukumnya. Setiap generasi-generasi dalam sistem pendidikan Islam itu selalu dipelajari hukum. Oleh karena itu tidak ada generasi yang tidak ada hukum,” paparnya.


Tak hanya itu, menurutnya, dalam Islam masyarakat wajib menegakkan amar makruf nahi mungkar. “Kalau kita ingat zaman dulu, anak-anak kita sudah diajak ngaji, tapi begitu kurikulum dan metode pendidikan hari ini, saat anak menginjak usia remaja disibukkan dengan sekolah. Mereka tidak lagi ngaji, jangankan ngaji, bisa jadi pegang Al-Qur’an pun tidak pernah,” ujarnya.


Selanjutnya, ia pun menegaskan sinergi antara keluarga, guru, dan masyarakat yang selalu ditopang negara dalam melaksanakan sistem pendidikan. Bukan berarti dengan adanya sistem pendidikan Islam tadi yang tujuannya untuk membentuk kepribadian Islam kemudian tidak belajar ilmu pengetahuan.  Tapi justru di masa Rasulullah, Rasul menyuruh para sahabatnya membuat tombak, panahan, dan mempelajari berbagai strategi perang, dan sebagainya.


“Maka kita lihat bagaimana generasi-generasi emas di masa kekhilafahan, mulai dari masa Rasulullah sampai masa kekhilafahan Ustmani. Bagaimana ibunya Imam Syafi’i walaupun dalam keterbatasannya selalu mendorong anaknya belajar tsaqafah-tsaqafah Islam sampai ibunya berkata ‘jangan pulang sebelum dapat ilmu’.” bebernya.

 

Akan tetapi, menurutnya, saat ini ketika berbagai fasilitas sudah dimudahkan, karena sistem pendidikannya bukan sistem pendidikan Islam, maka hasilnya hanya sekadar gelar. Faktanya, seorang profesor tapi melakukan pelecehan seksual. Namun, Imam Syafi’i sampai hari ini ilmunya kita ambil. Lalu ada Ibnu Sina, Muhammad al-Fatih, Thariq bin Ziyad, dan lainnya sebagainya. Mereka adalah generasi-generasi yang sangat cemerlang.


“Dari sini kita dapat melihat bagaimana sistem pendidikan Islam itu melahirkan generasi emas. Sejak dimulainya masa Rasulullah sampai masa khulafa, lahirnya generasi itu tidak hanya cerdas urusan duniawi tetapi dia memiliki pemahaman agama yang menerapkan semua nilai-nilai Islam di setiap kehidupan,” terangnya.


Dengan demikian, pungkasnya, hanya dengan sistem pendidikan Islam terlahir generasi emas, generasi beriman bertakwa, dan cerdas. Namun, sistem pendidikan Islam itu tidak bisa berdiri sendiri tapi butuh yang mengadakan, butuh yang mewujudkan, dan harus ada yang mengupayakannya.[Sari Liswantini]


Posting Komentar

0 Komentar