Nurjannah
#Wacana — Indonesia sebagai negara dengan
jumlah orang sakit TBC terbesar kedua setelah India, digadang-gadang akan
menjadi tempat uji klinis vaksin Tubercolosis (TBC) yang diusung oleh Bill
Gates Foundation. 2.000
sampel orang Indonesia akan diambil dari pengujian ini dari total 20.000 sampel beberapa negara. Namun demikian, pelaksanaannya
dilakukan secara sukarela tanpa paksaan dan tidak dipungut biaya.
Berdasarkan penuturan Kepala Komunikasi
Kepresidenan (PCO), Hasan Nasbi menuturkan bahwa uji klinis akan diawasi oleh
sejumlah pihak, yakni World Health Organization (WHO), Kementrian Kesehatan (Kemenkes),
Profesor ahli dari universitas terkemuka, dan rumah sakit. Vaksin TBC ini telah memasuki babak uji klinis fase 3. Fase 1 dan 2 berkaitan keamanan dan dosis telah terlewati.
Taruna Ikrar, Kepala Badan POM
mengungkapkan bahwa BPOM memberikan izin pengujian ini setelah tim ahli dari Komisi Nasional Evaluasi
Obat memberikan evaluasi ilmiah tentang pengujian ini.
Pada fase ini, vaksin akan diuji efikasi atau khasiat terhadap pencegahan TBC.
Pemerintah tidak ingin rakyat hanya menjadi kelinci percobaan dalam pengujian
ini. Oleh karenanya, pengawasan akan dilaksanakan secara ketat dan dipantau
oleh para ahli. Termasuk dalam pengawasan efek samping, Taruna mengatakan bahwa
uji klinis tahap 1 dan 2 memiliki efek samping peningkatan suhu tubuh. Ia
meyakini pengujian ini tak memiliki resiko yang mengancam jiwa.
Peran Negara
Tuberkulosis merupakan penyakit serius yang
jika tidak mendapatkan penanganan yang tepat, dapat mengakibatkan komplikasi
hingga kematian. Selain itu, TBC juga merupakan infeksi yang dapat menular,
karenanya penyakit ini tidak bisa disepelekan. Adanya penemuan vaksin TBC yang
dikembangkan oleh swasta ini dapat menjadi angin segar saat pengujian berhasil
dilakukan dan mendapatkan hasil baik.
Pemerintah harus
memberi perhatian lebih mengingat Indonesia memiliki beban TBC tertinggi di
dunia. Selain inisiatif perusahaan swasta yang
menunjang penyediaan dan pengujin vaksin TBC ini, peran negara dalam penanganan
dan pencegahan TBC seharusnya juga bisa hadir lebih masif dalam melindungi
masyarakat dari penyakit ini. Namun, pencegahan dan penanganan TBC di Indonesia
masih sangat rendah. Pencegahan berupa kampanye yang dilakukan masih sangat
dasar dan belum menyeluruh. Kampanye TOSS TBC yang bertujuan untuk mendeteksi
dan mencegah TBC belum mampu meningkatkan kewaspadaan dan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya melakukan pencegahan.
Selain itu, pencegahan mandiri yang
dilakukan oleh masyarakat tidaklah cukup. Selain pemberian vaksin pada bayi,
peran negara dalam menyediakan hal-hal penting yang berkaitan langsung dalam
pencegahan sangatlah dibutuhkan. Seperti pembenahan lingkungan, memberikan
perhatian pada kesehatan masyarakat, pemberian asupan gizi yang baik untuk
masyarakat, dan juga pelarangan alkohol serta rokok di lingkungan umum.
Tentu, terjadinya dan tersebarnya TBC
disebabkan oleh banyak faktor. Maka peran negara adalah memperkecil seminimal
mungkin faktor resiko terjadinya penyakit ini. Sementara itu, masyarakat masih
kesulitan untuk pemenuhan gaya hidup yang sehat. Baik dari segi gizi maupun
lingkungan yang sehat, amat langka didapatkan oleh seluruh kalangan. Mengingat
penyakit ini adalah penyakit menular, maka satu masyarakat dengan lingkungan
yang tidak sehat dapat mempengaruhi masyarakat lain bahkan yang memiliki gaya
hidup sehat sekalipun. Hal ini menjadi kompleks, sehingga pembenahan lingkungan
sehat haruslah merata dilakukan oleh pemerintah.
Islam dan Penjagaannya
Islam memiliki aturan yang kompleks terkait
pemenuhan kebutuhan masyarakat, menjadi hal yang harus dipenuhi oleh negara.
Tatkala masyarakat belum mampu untuk menanggung kehidupannya sendiri, maka
peran negara dalam sistem Islam adalah memberikan naungan agar kebutuhan
masyarakat tetap terpenuhi.
Negara dalam sistem Islam memberikan
pelayanan dari baitulmal yang digunakan untuk pemenuhan langsung kebutuhan,
maupun pelayanan pembinaan yang dilakukan oleh negara kepada masyarakat yang
membutuhkan pengasahan kemampuan. Pembinaan yang dilakukan oleh negara berupa
pemberian pengajaran keahlian yang ingin dikuasai oleh masyarakat secara
gratis. Hal ini akan menghasilkan masyarakat yang berdaya dan mampu untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri dan keluarga.
Oleh karena itu, akan kita dapatkan
masyarakat yang mandiri dan tak kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan pokok. Ini
sangat penting untuk menunjang kehidupan yang sehat dengan gizi yang seimbang. Selain
itu, negara dalam sistem Islam akan secara tegas menerapkan larangan untuk
hal-hal yang haram, membahayakan, dan merugikan masyarakat, seperti alkohol dan
rokok. Tentu, ini akan sangat berdampak untuk lingkungan yang lebih higienis.
Islam juga sangat menganjurkan olahraga
bahkan itu termasuk kategori kegiatan sunah. Hal ini akan menjadi program
negara untuk dilakukan masyarakat secara rutin. Gerakan ini bukan hanya atas
dasar kesehatan, melainkan masyarakat didorong dari berbagai faktor lain, yaitu
kesehatan, program pemerintah, dan juga amal kebaikan yang berpahala.[]
0 Komentar