Refi Oktapriyanti
#Wacana — Masyarakat digegerkan dengan harga beras yang menjulang tinggi, padahal stok beras sedang melimpah. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada pekan pertama Juni tahun 2025 ini hanya terdapat 119 kabupaten/kota mengalami kenaikan harga beras. Padahal menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi berdasarkan hasil pantauan pada periode 25 Mei–1 Juni 2025, rata-rata stok beras di PIBC tercatat sebanyak 49.960 ton, sedangkan level minimal stok di PIBC yaitu 30.000 ton.
Dilansir dari detik.com (25/06/2025), harga beras kualitas premium juga tercatat merangkak naik 0,04% menjadi Rp15.709/kg. Angka tersebut berada di atas HET beras premium 5,36% Rp14.900 per kg. Harga beras medium dalam sebulan yang lalu yaitu Rp13.700 per kg, sedangkan jika dilihat dalam waktu sepekan menjadi seharga Rp13.900. Jika dibandingkan antara sebulan lalu dengan sepekan ini, telah terjadi kenaikan harga.
Rusaknya Sistem Pengaturan
Terjadinya kenaikan harga beras yang tidak masuk akal ini sudah terjadi berulang kali, sehingga membuat rakyat makin tercekik. Apalagi, di tengah kondisi beras sedang melimpah. Tidak ada sebab lain kecuali dari sistemnya yang rusak, sehingga permasalahan ini memang sudah secara sistematis bukan hanya dari satu sisi saja.
Ini merupakan suatu yang tampak bahwa sistem kapitalisme liberal yang sedang diterapkan saat sekarang memang rusak, yang lagi-lagi menjadi korbannya adalah mayoritas masyarakat kecil. Negara yang tidak berperan dalam meriayah sekaligus mengawasi para pedagang, bahkan menyerahkan semua urusan termasuk urusan harga kepada para pedagang yang akhirnya banyak dikendalikan oleh segelintir pihak seperti importir, korporasi distributor, dan lain sebagainya sehingga sering terjadi permasalahan seperti ini.
Hal ini menyebabkan banyak dampak buruk terutama dalam pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat, sehingga banyaknya masyarakat yang kesehatannya menurun karena kesulitan ekonomi dengan naiknya harga beras. Di sisi lain, masyarakat juga tidak terjamin keberlangsungan hidupnya dengan aman dan sejahtera.
Islam Solusi Problematika Umat
Oleh karena itu, butuh pengaturan yang secara sistemis, termasuk yang mengatur urusan pengolahan pangan dan pertanian supaya bisa menghasilkan hasil pangan yang baik sehingga masyarakat terjamin kebutuhan pangannya dengan baik juga.
Dalam Islam, negara sangat menjamin kebutuhan pokok masyarakat, termasuk beras. Selain itu, Islam juga mempunyai aturan dalam pengelolaan pangan dan distribusinya sehingga tidak akan terjadi penyalahgunaan/dikendalikan sewenang-wenang oleh segelintir pihak tertentu seperti importir, korporasi distributor, dan lainnya.
Negara juga akan ada periayahan, pengawasan, serta larangan dalam penimbunan, pematokan, dan kecurangan karena itu hal yang diharamkan dalam Islam, sehingga para pedagang dan orang-orang yang mengolola pangan serta distribusi paham dan tidak ada praktik haram di dalamnya.
Semuanya hanya dapat terlaksana dalam Khilafah, yaitu ketika negara ini menerapkan seluruh aturannya dengan aturan Islam, aturan yang berdasarkan Al-Qur'an dan Sunah. Karena hanya Islam satu-satunya agama yang Allah ridai, dan hanya Allah Swt., Pengatur kehidupan terbaik.[]
0 Komentar