Shiha Utrujah
#Wacana — Ayah memainkan peran yang sangat penting dan aktif dalam proses pengasuhan anak. Ayah bukan sekadar pencari nafkah melainkan juga memiliki peran vital dalam mendukung perkembangan emisional, sosial, dan intelektual anak. Ayah yang terlibat aktif dalam pengasuhan dapat membantu anak membangun fondasi karakter yang kokoh, percaya diri, dan memiliki keterampilan sosial yang efektif.
Maka dalam ini, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional meluncurkan kampanye "Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah". Gerakan ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan kualitas pengasuhan anak. Diketahui bahwa pengasuhan anak yang sukses memerlukan partisipasi aktif dari kedua orang tua.
Banyak anak Indonesia yang mengalami kekurangan peran ayah dalam hidup mereka. Data UNICEF dan BPS 2021 menunjukkan bahwa 20,9% anak tidak memiliki ayah dan hanya 37,17% anak usia dini yang tinggal bersama kedua orang tua. Kemendukbangga/BKKBN mendorong penguatan peran ayah dalam pengasuhan anak melalui GATI, sebagai upaya mencapai Indonesia Emas. Peran ayah yang lebih aktif dalam pengasuhan dan pendidikan anak sejak dini merupakan tujuan dari gerakan ini. Menurut Surat Edaran Kemendukbangga/BKKBN Nomor 7 Tahun 2025, kehadiran ayah pada momen penting dapat menciptakan kedekatan emosional yang berpengaruh positif terhadap rasa percaya diri, kenyamanan, dan kesiapan belajar anak (detik.com,14/07/2025).
Langkah yang dilakukan oleh BKKBN dalam mengatasi fatherless merupakan hal yang perlu diapresiasi dan perhatian penuh ini agar anak merasakan kehadiran figur seorang ayah yang baik. Pertanyaannya adalah apakah dengan hanya mengantar anak ke sekolah merupakan solusi yang tepat dalam mengatasi fatherless?
Fenomena absennya peran ayah dalam keluarga, termasuk mendidik, mengasuh, dan menemani tumbuh kembang anak, merupakan buah sistem kapitalisme. Dalam sistem kapitalisme, peran ayah hanya terbatas pada mencari nafkah, sementara ibu bertanggung jawab penuh dalam menangani semua hal terkait rumah tangga dan anak. Sistem kapitalisme menganggap bahwa ayah sudah memiliki beban yang cukup dengan mencari nafkah, sehingga tidak perlu lagi menambah tanggung jawab dengan mengasuh anak.
Kapitalisme melahirkan fatherless—menyebabkan banyak ayah yang tidak terlibat dalam urusan rumah tangga, padahal peran ayah sangat penting dalam menjaga stabilitas keluarga. Maka dalam hal ini tidak cukup dengan hanya mengantarkan anak ke sekolah merupakan solusi yang tepat mengatasi fatherless.
Dalam perspektif Islam, ayah memiliki peran yang sangat penting dan bertanggung jawab dalam membimbing dan mendidik anak-anaknya. Tidak cukup dengan pengataran ke sekolah saja. Di samping menjadi seorang ayah, perannya sebagai nahkoda di rumah mengarahkan dan membimbing anak serta istri menuju tujuan yang baik. Dalam Islam, ayah dan ibu bekerja sama dalam membimbing anaknya membentuk kepribadian Islam. Ada pun langkah-langkah yang dilakukan bagi orang tua (ayah/ibu).
Pertama, menanamkan keimanan yang kukuh. Ayah harus menjadi pelopor dalam mengenalkan nilai-nilai Islam kepada anak sejak dini, dengan pendekatan yang lembut dan konsisten agar anak tumbuh menjadi pribadi yang beriman dan berakhlak mulia. Maka di sinilah peran penting seorang ayah. Rasulullah saw. bersabda, "Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Ibu dan bapaknya lah yang menjadikan dirinya Yahudi, Nasrani atau Majusi." (Hadis Riwayat al-Bukhari).
Kedua, membentuk karakter anak dengan mengenalkan syariat Islam, adab, dan akhlak yang baik sejak dini. Rasulullah saw. bersabda, "Perintahkanlah anak-anakmu agar mendirikan salat ketika mereka berumur tujuh tahun. Pukullah mereka (jika meninggalkan salat) ketika telah berumur sepuluh tahun."
Hadis ini memberikan penjelasan tentang kewajiban orang tua mengajarkan salah satu syariat Islam yaitu salat. Selain itu, ada juga hukum-hukum lain yang perlu dipatuhi, seperti kewajiban menutup aurat dan larangan melakukan pencurian. Ketiga, penting untuk memahamkan anak agar menjadikan dakwah sebagai landasan utama dalam hidupnya. Sesungguhnya menyebarkan dakwah adalah salah satu kewajiban umat Islam sebagai sunah. Apalagi dalam situasi ketiadaan Khilafah saat ini. Tegaknya hukum Islam merupakan kewajiban.
Keempat, seorang ayah memberikan teladan bagi anaknya. Qudwah dan teladan yang baik sangat penting bagi anak-anak untuk membentuk karakter mereka hingga dewasa. Ayah harus menjadi panutan yang baik bagi anak-anaknya dalam menjadi pembela Islam yang kuat dan berakhlak mulia, agar nilai-nilai kebaikan dapat menghujam dalam lubuk hati mereka.
Dengan demikian Islam telah melarang fatherless. Rasulullah saw. bersabda, "Seorang laki-laki (ayah/suami) adalah pemimpin bagi keluarganya dan ia akan dimintai pertanggungjawaban atas mereka" (Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menekankan bahwa mengabaikan tanggung jawab seorang suami/ayah dalam mengurus keluarganya termasuk anak dan istri di rumah akan diberi sanksi oleh Allah Swt. di akhirat kelak.[]
0 Komentar