Buang Orang Tua Setelah Sukses: kok Bisa?

 




Refi Oktapriyanti


#Wacana — Sedihnya dari tahun ke tahun, para lansia makin banyak yang terlantarkan oleh keluarganya—anak-anaknya atau saudara. Seakan-akan orang tua yang sudah lansia itu menjadi beban bagi mereka. 


Diberitakan kompas.com (09/07/2025), di Surabaya terdapat dua orang anak yang menyerahkan orang tuanya ke panti jompo Griya Lansia dengan alasan khawatir ibunya terlantar karena anaknya mengaku sibuk dengan pekerjaan. Bahkan, berpesan untuk tidak perlu mengabari anaknya meskipun orang tuanya meninggal. 


Dilansir dari kompas.com (09/07/2025), Arief seorang Ketua Yayasan Griya Lansia juga mengaku terkejut dengan keputusan anak-anaknya itu. Meskipun Arief sudah berulang kali menegaskan supaya bisa mempertimbangkan keputusannya, tapi akhirnya mereka tetap keukeuh dengan keputusannya. 


Arief mengunggah cerita yang sangat memilukan ini sampai ramai mendapatkan berbagai respons dari netizen, akhirnya akibat dari itu terdapat tekanan dari berbagai pihak sehingga sehari kemudian anak-anaknya datang menjemput kembali orang tuanya. 


Mengapa Bisa Ada Orang Tua yang Terlantar?


Kasus ini merupakan salah satu dampak dari rusaknya sistem kapitalisme yang sedang diterapkan hari ini, yaitu adanya pemisahan agama dari kehidupan. Sistem ini bukan lagi asas rida Allah dalam setiap perbuatannya, melainkan asas manfaat yang jika suatu perbuatan tersebut bermanfaat bagi dirinya sendiri akan dilakukan, tapi jika tidak ada yang bermanfaat bagi dirinya tidak akan dilakukan. 


Sistem kapitalisme ini juga melahirkan liberalisme, yaitu menjadikan unsur kebebasan di dalamnya, sehingga lahirlah manusia yang bersikap hedonisme, individualisme serta cinta dunia takut mati. 


Selain itu, lepasnya peran negara dalam mengurus dan melayani umatnya. Salah satunya memberi pemahaman kepada generasi muda perihal kewajiban berbakti kepada orang tua. Seharusnya melayani kepada lansia juga menjadi prioritas, sehingga para lansia berhak menjalani hidupnya dengan aman dan sejahtera. Negara juga seharusnya menerapkan aturan tegas dan sanksi yang jera bagi anak-anak yang melantarkan orang tuanya. 


Maka, selama sistem kapitalisme ini diterapkan tidak akan bisa menghentikan segala permasalahan yang sedang terjadi. Harus ada sistem yang mampu menjadi solusi problematika kehidupan, serta yang mampu mendirikan aturan tegas dan sanksi yang membuat jera. Selain itu, negara juga harusnya bertanggung jawab terhadap umatnya sehingga umat berhak mendapatkan hak hidup dengan baik.


Dalam Al-Qur'an, sudah terdapat perintah berbakti kepada orang tua. tertulis Firman Allah Swt.,


وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا


Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (TQS al-Isra ayat 23)


Seperti halnya sahabat Uwais al-Qarni, ia merupakan seorang pemuda dari Yaman yang tidak dikenal di bumi tapi terkenal di kalangan penduduk langit karena perbuatannya dalam berbakti kepada ibunya secara tulus. Ketaatan kepada seorang ibunya yang sedang sakit, seorang pemuda ini rela menggendong anak sapi naik turun bukit setiap hari demi untuk memenuhi permintaan dari seorang ibunya.


Begitulah gambaran seorang muslim seharusnya dalam memenuhi ketaatan untuk berbakti kepada orang tuanya demi meraih surganya Allah Swt..[]

Posting Komentar

0 Komentar