Perkawinan Sesama Jenis Makin Menjadi, Indonesia Emas Bisakah Terjadi?



Ruruh Hapsari 


#Wacana — Dilansir dari jawapos.com bahwa di sosial media X sedang ramai dibicarakan tentang perkawinan sesama jenis yang foto-foto mereka terpampang sedang mengadakan prewedding (8/7/2025). Perkawinan ini jelas bukan diadakan di Indonesia, setelah mengadakan penelusuran oleh tim Jawapos, diketahui bahwa pelaksanaannya di Australia.


Banyak cuitan dari netizen baik yang pro maupun kontra. Ada yang mendukung perkawinan mereka, pun banyak yang justru menyesalkan perkawinan ini terjadi. Bagaimana tidak foto-foto yang tersebar luas bukan hanya foto mereka berdua saja yang menggunakan adat Jawa, melainkan foto bersama kedua orang tua bahkan dengan anak salah satu dari mereka karena diketahui salah satunya telah menduda dan beranak satu. 


Terakhir, dikabarkan salah satu dari pasangan tersebut berusaha untuk meluruskan berita yang terlanjur viral di media sosial ini. Ia menyatakan bahwa di antara mereka berdua tidak pernah melakukan perkawinan baik di Australia maupun di Indonesia tetapi bukan berarti ia tidak mengakui pasangan sesama jenisnya. Ia mengaku bahwa foto yang viral di medai sosial merupakan foto yang diambil tahun lalu saat keluarga mereka sedang berkumpul (tribun.com, 10/07/2024).


Isu Strategis Nasional


Kabar ini bukan pertama kalinya di jagat maya, bahkan sering polisi membekuk pesta sesama jenis yang bila dilihat dari fakta lapangan mereka telah melakukan hal yang serupa dengan kaum Nabi Luth a.s.. 


Sementara itu, pada November tahun 2024 lalu, Komisi 1 DPR RI telah mengadakan rapat bersama dengan Dewan Ketahanan Nasional RI (Watannas RI) yang mengeluarkan prediksi isu strategis nasional. Salah satunya adalah soal perkembangan LGBTQ di bidang budaya (detiknews, 14/11/2024). Soleh, anggota Komisi I DPR RI memohon kepada Watinnas untuk menangani perkembangan LGBTQ akhir-akhir ini dan penurunan angka pernikahan di negeri ini. 


Sependapat dengan Soleh, TSNB Hutabarat, Sesjen Watennas juga menyatakan bahwa ia belum melihat adanya keseriusan dari pemerintah dalam menangani perkembangan LGBTQ dan belum ada yang lantang menyuarakannya (idntimes.com 14/11/2024). Selain itu, ia juga menyatakan bahwa perkembangan LGBTQ dan penurunan angka pernikahan merupakan pengaruh dari media sosial. Ia katakan bahwa dampak negatif dari media sosial salah satunya adalah menyuarakan berkembangnya kehidupan LGBTQ dan hal ini merupakan dampak dari budaya global.


Politikus PKB tersebut juga memberikan contoh nyata bagaimana Korea Selatan mempunyai angka pernikahan yang minim dan makin anjlok, tentunya hal ini berpengaruh pada angka kelahiran. Kenyataan ini telah terjadi di negeri itu di mana sekolah-sekolah telah sunyi, banyak guru tak lagi bekerja dan untuk mengatasinya bahkan pemerintah Korea Selatan merekrut pelajar dari luar negeri termasuk Indonesia untuk bersekolah di sana. Sehingga menurut Soleh, pemerintah harus serius menanganinya dan mencegah dari kenyataan pahit tersebut.


Soleh juga menyinggung tentang Indonesia Emas 2045, bahwa untuk mempersiapkannya harus dibarengi dengan peningkatan moral dari sumber daya manusianya. Ia mengakui bahwa makin hari kepribadian anak-anak makin memperihatinkan. 


Perkembangan Kaum Pelangi


Bila melihat ke belakang, masih teringat bagaimana UNDP pada 2016 telah mengucurkan dana ratusan miliar rupiah guna mendanai perkembangan komunitas terkutuk ini di Indonesia. Tidak hanya itu, empat tahun berikutnya yaitu pada 2020 Paus Fransiskus juga mendukung mereka yang disampaikan dalam sebuah film dokumenter berjudul Francesco yang dibuat oleh Evgeny Afineevsky yang ditayangkan secara perdana di Festival Film Roma pada Oktober 2020.


Kemudian pada bulan Juni di tahun yang sama deretan brand kelas dunia menyatakan dukungannya pada komunitas bejat ini. Hal tersebut terjadi saat perayaan Pride Month yang selalu mereka rayakan tiap tahunnya. Brand tersebut antara lain Adidas, Nike, Apple, Converse, Disney, Kate Spade, Mac Cosmetic, Morphe, Puma juga Doc Martens.


Maka tak heran bila hari ini LGBTQ terus berkembang, penyandang dananya memang tak main-main. Namun, bagi kaum muslim seharusnya melihat kebalikannya. Sekuat apakah kelompok bejat itu tanpa ada kucuran dana yang fantastis? 


Langkah Penanganan


Sesungguhnya apa yang mereka lakukan adalah untuk merusak generasi muda dunia bukan hanya Indonesia. Padahal Barat telah merasakan sendiri akibatnya, negara mereka makin hari kekurangan generasi penerus karena minim bahkan nolnya angka kelahiran. 


Entah hal ini disengaja atau tidak, pastinya segala ide dari Barat berasal dari akal manusia dan bertujuan untuk mengedepankan hawa nafsu belaka, pun mengakibatkan kerusakan bagi perkembangan manusia sendiri. Sehingga tentu semua hal yang berasal dari akal manusia walaupun aturan ataupun ide tersebut sepertinya baik tapi harus dihindari bahkan dijauhi.


Kapitalisme dengan segala tata aturannya merupakan ide yang berasal dari akal manusia dan tidak mempunyai kebenaran yang tidak pasti bahkan merusak generasi. LGBTQ pun demikian adanya. Ide yang seakan baik dibungkus dengan kebebasan berekspresi, memberi wadah bagi manusia yang mudah dibelokkan juga didukung dengan dana yang melimpah, jadilah ide yang disukai dan berkembang hingga ke pelosok desa. 


Padahal, Islam mempunyai segala tata aturan bagi manusia agar mereka tercerahkan. Tidak hanya itu, rahmat pun datang dari segala arah, dunia dan alam semesta bila syariat digunakan dan dipertahankan. Karena syariat tidak hanya menyelesaikan segala masalah manusia tetapi juga menunjukkan jalan bagi manusia menuju surga-Nya. Wallahualam.[]

Posting Komentar

0 Komentar