BPS Laporkan Ekonomi Tumbuh Lima Persen, Netizen Gereget

 



 

Nurjanah

 

 

#Wacana — Pernyataan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) sedang menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, perekonomian Indonesia digadang-gadang tengah mengalami pertumbuhan sebanyak lima persen dari sebelumnya. Hal ini menimbulkan beragam reaksi dari masyarakat yang merasa laporan tersebut tidak relavan dengan kondisi di lapangan.

 

 

Beberapa bulan lalu, masyarakat dihadapkan oleh berbagai keadaan darurat perekonomian, seperti PHK massal, kebangkrutan di sektor riil, dan sulitnya lapangan pekerjaan. Tentu, jika ditinjau dari kacamata masyarakat, tertanam pertanyaan besar, "Di mana letak pertumbuhan ekonomi negeri ?"

 

 

Berbeda hal dengan keadaan yang dihadapi oleh para penguasa. Kenaikan gaji berkali lipat dirasakan banyak pejabat dengan jumlah yang fantastis. Berbanding terbalik dengan apa yang dihadapi masyarakat, hingga di titik ekonomi darurat, tapi tetap tak terlihat.

 

 

Laporan yang disampaikan oleh BPS justru bertentangan dengan data meningkatnya pengangguran di tahun ini. Kebangkrutan yang dialami oleh banyak perusahaan di bidang riil juga menyumbang angka pengangguran yang tak sedikit jumlahnya. Masyarakat beralih ke sana ke mari untuk mencari pegangan pekerjaan baru walau tak sesuai kemampuan dan lulusan pendidikannya.

 

 

Negara Tutup Mata

 

Di tengah parahnya ekonomi yang dihadapi oleh keadaan negeri saat ini, tak cukup sampai di sana pemerintah kembali mengejar bayaran pajak masyarakat hingga ke hal-hal kecilnya. Kenaikan pajak dan beberapa bidang yang akhirnya dikenakan pajak turut dikejar oleh pemerintah guna menambah pundi-pundi rupiah yang entah sebenarnya lari ke mana. Tanpa rasa iba di tengah terpuruknya ekonomi masyarakat yang melanda, beban pajak terus ditumpuk menjadi jeratan nyata.

 

 

Sementara itu, para anggota DPR mengaku mendapatkan gaji bersih sebesar 100 juta dengan tanggapan "so what gitu loh" saat awak media mempertanyakan kebenarannya. Bak tanpa nurani, memeras rakyat kecil dengan penambahan pajak dari berbagai arah, tapi menambah tebal dompet para penguasa. Bahkan di tengah efisiensi anggaran, Menteri Keuangan Sri Mulyani masih memberikan pengadaan mobil dinas 931 juta per unitnya. Ketamakan ini ditonton oleh masyarakat luas yang sudah jengah dengan situasi negeri.

 

 

Kembali Pada Islam

 

Memang hukum buatan manusia telah nyata rusaknya, sebab ia dikendalikan oleh hawa nafsu semata. Para pembuat hukum hanya membuat hal-hal yang mereka sukai dan menguntungkan mereka meski banyak rakyat yang dirugikan. Sekalipun berdalih manfaat, tapi kemudaratan lebih luas baginya.

 

 

Hanya Allah Swt., Sang Pencipta dan Pengatur Kehidupan, Dia paling mengetahui apa yang Dia tetapkan. Hanya Allah yang pantas membuat hukum yang adil untuk kehidupan manusia. Allah Swt. telah memberikan tuntunan dalam setiap hukum-Nya yang jelas. Kembali pada Islam dan hukum Allah, akan menguraikan permasalahan kehidupan yang luas dan menyeluruh.[]

Posting Komentar

0 Komentar