Ketika Penguasa Arab Memilih Zionis, Bukan Gaza

 


Annisa 



#Wacana — Hal yang lebih menyakitkan daripada dijajah oleh musuh adalah dijual oleh saudara sendiri. Beginilah kenyataan getir yang sekarang dihadapi oleh umat Islam hari ini. CNBCIndonesia.com (31/07/2025) melaporkan bahwa untuk pertama kalinya sejumlah negara Arab—termasuk Arab Saudi, Qatar, dan Mesir—mendesak Hamas agar meletakkan senjata dan menyerahkan kendali Jalur Gaza kepada Otoritas Palestina (PA). Inilah bukti nyata bahwa sistem kufur kapitalisme tidak bisa jadi solusi pembebasan Palestina.



Para pejuang yang selama ini berdiri di garda terdepan melawan Zionis malah diminta untuk menyerahkan tanah mereka. Mirisnya bukan oleh musuh warga Palestina disuruh menyerah, melainkan oleh mereka yang mengaku sebagai saudara sendiri. Padahal, sampai saat ini Gaza masih di bom, di blokade, serta di hancurkan oleh para Zionis, sedang para pemimpin Arab malah berpihak kepada musuh. Tentu saja sikap tersebut menjadi salah satu bentuk penghinaan terhadap rakyat Palestina.



Kini, negara-negara Arab tidak hanya diam terhadap kejahatan Israel. Mereka menjadi bagian dari skenario mengubur perlawanan terakhir umat di Gaza. Mereka tidak menyerukan jihad dan tidak mengirimkan pasukan, serta tidak memutus hubungan dengan penjajah. Mereka adalah pengkhianat.



Semua penguasa ini tidak lagi bisa disebut pemimpin muslim. Mereka adalah komplotan penjajah, bagian dari kezaliman sistem kapitalisme—para penguasa negara-negara Arab melindungi kepentingan Barat di jantung dunia Islam. Mereka lebih loyal kepada Tel Aviv daripada kepada Gaza, Al-Quds, atau umat Islam.



Sejak awal mereka hanya menjadi penonton pasif atau fasilitator aktif penjajahan. Dari Mesir yang menutup perbatasan Rafah, Saudi yang memprioritaskan stabilitas geopolitik atas nama investasi, hingga UEA dan Maroko yang menormalisasi hubungan dengan entitas Zionis. Sudah jelas mereka semua telah menunjukkan di mana keberpihakan mereka.



Ketika Hamas menjadi satu-satunya kekuatan perlawanan bersenjata yang masih bertahan serta berhasil menghambat Zionis, para penguasa Arab justru seakan bergegas untuk mendesak mereka agar menyerah dan menyerahkan Gaza. Bukan lagi hal yang mengejutkan memang ketika seruan mereka bukan untuk melindungi Gaza, melainkan untuk mematikan semangat jihad dan menggantinya dengan diplomasi palsu.



Palestina tidak akan pernah bebas selama sistem kufur tetap berkuasa di negeri-negeri muslim. Oleh sebab itu pula, umat Islam selalu dikhianati bahkan oleh saudaranya sendiri. Umat Islam telah kehilangan perisainya. Sebagaimana yang telah Rasulullah sabdakan dalam Hadis Riwayat Muslim bahwa Imam (Khalifah) itu adalah perisai, tempat umat berperang di belakangnya serta berlindung kepadanya.



Hari ini perisai itu tidak ada. Dunia Islam telah lama melemah. Negeri-negeri muslim dipimpin oleh para penguasa sekuler yang menjaga musuh-musuh Islam, bukan menjaga darah kaum muslimin. Karena itulah Gaza bisa dijual. Karena itulah penjajah bisa tenang.



Sudah saatnya umat Islam harus sadar. Tidak akan ada solusi dari sistem kufur saat ini. Tidak akan ada pembebasan dari meja-meja diplomasi. Gaza, Palestina, dan seluruh tanah yang dirampas hanya bisa dibebaskan jika umat kembali kepada sistem yang Allah perintahkan yaitu Khilafah.



Hanya dengan penerapan sistem kepemimpinan Islam saja yang dapat menyatukan umat dalam satu kepemimpinan, memobilisasi kekuatan militer umat untuk membebaskan tanah suci, serta menghancurkan hegemoni politik Barat dan memutus dominasi Zionis atas wilayah kaum muslimin. Tanpa Khilafah, pengkhianatan akan terus terjadi. Perlawanan akan terus dibungkam. Umat akan terus terjebak sebagai korban dari permainan kepentingan geopolitik dunia.



Sekali lagi kita harus sadar, jangan tertipu oleh narasi penjajah. Jangan percaya pada penguasa yang tak mampu melindungi, apalagi membebaskan. Jangan berikan kepercayaan pada mereka yang menyerahkan Gaza tanpa perlawanan.



Gaza tidak butuh simpati. Gaza butuh perisai. Perisai itu bukanlah PBB, bukan Otoritas Palestina, bukan perundingan damai. Perisai itu hanya akan hadir saat Khilafah tegak kembali di tengah-tengah umat.[]




Posting Komentar

0 Komentar