Ida Farida
#Wacana — Opini penguatan moderasi beragama makin masif dilaksanakan oleh pemerintah, ini terbukti manakala adanya pelaksanaan Silatnas FKUB di Serpong, Rabu 16 Agustus 2025 yang diselenggarakan oleh Menag. (kemenag.go.id)
Menteri agama Nasaruddin Umar mengajak semua elemen untuk menempatkan agama sebagai kekuatan pemersatu bukan sebagai pemecah belah. Silaturahmi ini dihadiri 350 peserta yang berasal dari forum kerukunan umat beragama (FKUB) se-Indonesia dan juga Kakanwil Kemenag provinsi. Hadir juga sejumlah kementerian dari lembaga. Ditambah juga tokoh-tokoh dari berbagai majelis agama seperti halnya Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan juga dari persekutuan gereja-gereja yang ada di Indonesia.
Di antara statement dari Kemenag adalah, "Kalau ada yang mengajarkan agama dengan cara mendoktrinkan bahwasanya keyakinan dirinya adalah satu-satunya kebenaran apalagi sampai menimbulkan konflik maka itu bukanlah mengajarkan agama melainkan fanatisme."
Sosialisasi semacam ini memang tidaklah mengejutkan karena ide moderasi beragama senantiasa diaruskan baik di dunia pendidikan—sekolah atau pun di kampus-kampus juga di pesantren-pesantren. Di samping juga diadakannya seminar-seminar dari berbagai program untuk bisa memperkuat adanya ide moderasi beragama ini, di antaranya juga dengan membangun rumah-rumah moderasi, juga turut berkecimpung dalam kurikulum sampai kepada dibuatnya perlombaan-perlombaan.
Badan nasional penanggulangan terorisme juga mendatangi kampus-kampus dalam rangka menjalin kerjasama untuk bisa mewujudkan kampus yang berkebangsaan untuk memberikan penguatan moderasi beragama ini. Sosialisasi aktif moderasi beragama ini didorong karena pandangan bahwasanya agama itu bisa menyebabkan pertikaian dan ketidakadilan, sehingga program ini diaruskan demi terciptanya kondisi yang aman dan juga damai.
Jika kita melihat lebih mendalam problem yang terjadi di negeri ini bukan karena agama Islam dan juga para penganutnya. Ini lebih kepada penerapan sistem yang salah—tidak benar—diciptakan oleh manusia yaitu sistem demokrasi kapitalisme sekuler sehingga memunculkan berbagai kerusakan di bumi ini pada aspek ekonomi, sosial, politik, pendidikan, dan lain sebagainya. Mengapa umat Islam dan juga agama Islam yang sering kali dijadikan tumbal dan dijadikan pihak yang tertuduh?
Sesungguhnya sistem kapitalisme memiliki pemahaman adanya pemisahan agama dengan kehidupan. Islam hanya dijadikan agama yang bersifat ritual saja. Bukan menjadikan Islam sebagai sebuah solusi bagi seluruh masalah kehidupan. Sehingga dengan sistem yang datangnya dari aturan manusia ini membuat dan melahirkan berbagai persoalan yang ada di dunia.
Barat tidak akan pernah tinggal diam dengan adanya kebangkitan kaum muslimin dan juga kebangkitan Islam. Oleh karenanya, mereka melakukan program moderasi dari berbagai sisi. Program moderasi ini sejatinya adalah agenda mereka yang terus mereka masifkan dengan program-program yang telah mereka buat. Karena hakikatnya mereka menyadari betul bahwa Islam akan bangkit jika umat Islam kembali kepada aturan Allah —kembali kepada sistem yang menyeluruh. Alhasil, mereka berupaya sekuat tenaga agar bisa meredam kebangkitan ini dengan langkah-langkah yang telah mereka buat untuk menghancurkan dan menghalangi datangnya kebangkitan Islam.
Sebagai seorang muslim, sudah selayaknya meyakini agama yang dianut sebagai agama yang paling benar. Tidak boleh ada keraguan sedikit pun di dalam hati dan keimanan seseorang bahwasanya agama yang dianutnya adalah agama yang paling benar (Islam). Kita bisa meneladani para sahabat yang sangat masyhur di antaranya kisah Sayidina Bilal bin Rabah r.a.—beliau rela disiksa di terik panas matahari dengan ditindih batu sambil terus mengucapkan Ahad... Ahad!
Itu adalah contoh yang nyata bahwa kita harus memiliki keyakinan yang kuat terhadap agama yang kita anut dan tidak goyah dengan berbagai macam tuduhan-tuduhan yang keji yang dibuat oleh Barat. Sebagai seorang muslim sejati tentu sudah selayaknya kita kembali kepada sistem yang sudah dibuat oleh Allah dengan sempurna yaitu Islam kafah yang akan menyatukan umat dan memberikan keberkahan di dunia dan di akhirat.
Sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Araf Ayat 96:
وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰىۤ اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَآءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا یَكْسِبُوْنَ ۟
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."
Wallahualam bissawab.
0 Komentar