Peran Strategis Selamatkan Generasi

 


 

 

#Reportase — Akhir bulan Agustus 2025, acara Komunitas Guru Muslimah Inspiratif (KGMI) Meet Up yang bertema "Peran Strategis Selamatkan Generasi" berlangsung dengan sukses dan penuh semangat. Para guru muslimah dari berbagai daerah di sekitar Jakarta Timur hadir antusias mengikuti rangkaian kegiatan yang penuh makna.

 

Acara dimulai dengan pembukaan yang diikuti sesi sharing awal mengenai kondisi sekolah masing-masing. Dari diskusi ini, terungkap karut-marutnya sistem pendidikan saat ini. Banyak guru yang menyampaikan kekhawatirannya terkait minimnya pemahaman Islam dalam kehidupan sehari-hari generasi muda, yang berujung pada berbagai perbuatan maksiat seperti free sex, narkoba, terpapar pornografi, tawuran, pembegalan, dan lain-lain. Kondisi ini menjadi pemicu utama kehadiran para guru di acara ini, agar dapat mencari solusi berbasis ajaran Islam untuk mengatasi permasalahan tersebut.

 

Selanjutnya, Ibu Hesty Noviastuty, M.Pd., yang menjadi narasumber utama memaparkan bahwa aktivitas guru adalah profesi yang sangat mulia dan menentukan maju mundurnya bangsa. Beliau mengutip pernyataan Imam al-Ghazali yang menyebutkan, "Siapa saja yang berilmu dan mengajarkan ilmu maka ia disebut orang besar di segenap penjuru langit." Guru yang berkualitas mampu mengarahkan generasi menuju kemajuan, sehingga bangsa pun akan maju. Sebaliknya, guru yang kurang peduli terhadap nasib generasinya akan menyebabkan kemunduran bangsa tersebut.

 

Dalam pemaparannya, Ibu Hesty juga menyoroti pengaruh sistem kapitalisme yang makin mereduksi peran strategis sejati guru. Banyak aktivitas administratif yang harus dijalani guru sehingga mengalihkan fokus mereka dari pengajaran dan pembinaan generasi. Akibatnya, kualitas pengajaran menurun dan generasi muda sering dibiarkan tanpa pendampingan yang memadai. Padahal, seorang guru sejati tidak hanya mengejar karir, tetapi juga harus menjadi agen perubahan yang berikhtiar mengubah generasi yang jauh dari aturan-Nya menjadi generasi yang taat aturan-Nya.

 

Pada masa keemasan Islam, Imam Syafi'i yang berguru kepada Imam Maliki menunjukkan bagaimana guru sejati tidak sekadar mentransfer ilmu secara rutinitas, tetapi dengan kesadaran ruhiyah yang mendalam. Ilmu yang diajarkan mampu menjadikan Imam Syafi'i sebagai ulama besar dengan ketawaduannya. Hal ini menegaskan bahwa guru sejati harus memiliki visi yang jelas tentang arah pendidikan anak didiknya, memahami potensi mereka, menguasai metodologi pembelajaran, serta mampu menjadi teladan dalam mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan.

 

Peran guru dalam Islam sebagai pewaris dakwah para Nabi, pembina, dan pencetak generasi masa depan sangatlah penting. Kesadaran penuh akan peran ini akan mengoptimalkan pencerdasan umat dan mewujudkan peradaban Islam yang mulia serta menjadikan mereka istikamah di jalan Allah.

 

Selain itu, acara ini menegaskan bahwa peran guru akan lebih maksimal saat bersinergi dengan peran strategis negara sebagai penyelenggara pendidikan berkualitas. Negara harus mengamalkan syariat secara kafah dalam seluruh aspek kehidupan, sehingga peran strategis guru dapat dioptimalkan. Jika saat ini belum tercapai, maka guru sejati harus menjadi pejuang kemenangan Islam agar peran strategis ini terus berkontribusi dalam menyelamatkan generasi penerus dan tercatat sepanjang masa.

 

Pada sesi diskusi makin menguatkan bahwa hanya dengan penerapan aturan Islam secara kafah oleh negara yang akan mengoptimalkan peran strategis guru dalam menghasilkan kepribadian mulia generasi.

 

Di penghujung acara ditutup dengan doa dan komitmen dalam aktivitas strategis memperjuangkan penerapan aturan-Nya dalam kehidupan sekaligus menyelamatkan generasi penerus estafet peradaban Islam masa depan.[]

 

 

Posting Komentar

0 Komentar