Rini Sarah
#Remaja — Huru-hara DJ P..n.a rupanya belum reda. Setelah kisruh dengan Mbak Er (Artis Erica Carlina) beserta circle-nya menurun tensinya, muncul sese-mbak meminta pertanggungjawaban.
Adalah Sintya Cilla, seorang fans wanita DJ Pa**a nekat “mengadu” pada Bang Densu. Dia menceritakan bahwa dia memiliki anak dari Sang DJ layaknya Erica. Hasil hubungan terlarang. Tragisnya, Sang DJ tidak mau bertanggung jawab dengan menikahi serta menafkahi dia dan anaknya. (suara.com, 27/08/2025)
Di siniar (podcast) yang diampu Bang Densu, ia pun menceritakan kronologis hubungan terlarang itu bisa terjadi. Berawalan dari DM yang direspon sang idola lalu berlanjut bertemu di tempat sang idola menginap. And booms, kejadian deh!
Hari berlalu, hubungan itu membuahkan hasil. Sintya hamil. Lalu, apa respon sang idola? Aborsi saja! Tragis, sungguh nikmat sesaat yang berujung sengsara selama-lamanya.
Groupies
Kejadian yang menimpa Sintya itu mengingatkan pada sebuah fenomena relasi fans dan idola yang hit pada zamannya. Dulu, ada sebuah model relasi fans-idola yang namanya groupies. Istilah groupies mungkin asing di telinga generasi saat ini. Tapi dulu sempat terkenal sekali dan prakteknya bisa jadi masih ada sampai saat ini.
Groupies didefinisikan oleh Wikipedia sebagai gambaran seseorang yang mencari keintiman secara fisik dan emosional dari musisi atau pesohor. Bukan lagi sekadar seorang fans yang menikmati karya dari para musisi dan pesohor itu. Tapi mereka menginginkan hubungan lebih dari itu.
Gambaran praktiknya bisa dilihat dari pendapat vokalis grup musik Led Zeppelin, Robert Plant yang membedakan jenis groupies. Menurutnya, ada yang mau berhubungan seksual singkat, lalu pergi. Ada juga yang dia ngintilin ke mana pun sang idola pergi. Mereka akan berperan jadi pacar atau ibu pengganti. Mereka sering kali bertindak sebagai penjaga barang berharga, obat-obatan, bahkan kehidupan sosial para idolanya ini.
Sosok groupies ini ada lho yang terkenal pada tahun 1960-an. Namanya Conny Hamzy yang terkenal dengan sebutan “Sweet Conny”. Conny termasuk groupies tipe pertama. Dia tidak mau menjalin hubungan jangka panjang. Dia hanya melakukan hubungan seksual dengan bintang-bintang rock, lalu tanpa malu membagikan hal itu. Naudzubillah.
Conny adalah praktek groupies dalam skala besar, groupies gurem juga ada. Misal, mengidolakan seseorang yang memang punya pesona dan prestasi di lingkungan pergaulan, rumah, ataupun sekolah. Kadang ada, seseorang yang terobsesi pada ketos-nya, pemain basket, anggota paskib, orang ganteng anak tetangga, dll. Lalu, berlaku sama kaya Nenek Conny tadi. Duuuh jangan ya Dek, yaaa... bahaya! Dosanya gede, sengsara dunia akhiratnya nyata.
Idola
Punya idola sebetulnya sah saja. Tak ada yang salah. Karena tidak melanggar syariat Islam. Bahkan, Islam sendiri memberikan tuntunan dalam memilih idola. Dalam Al-Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat 21, Allah Swt. berfirman: "Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah."
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan manusia untuk menjadikan Rasulullah saw. sebagai satu-satunya idola bagi kaum muslim. Idola yang perlu diikuti seluruh amalnya, baiknya akhlaknya, termasuk gaya hidupnya. Kalau kaum muslim sudah paham akan perintah ini, tak akan ada yang mengidolakan sesama manusia hanya karena jago dalam suatu hal tapi minus dalam amal, akhlak, dan gaya hidup Islam.
Dalam bergaul dengan idola pun Islam memiliki tuntunan. Jika idola kita berlainan jenis kelamin. Kita tetap harus mengikuti tuntunan syariat Islam dalam pergaulan laki-laki perempuan. Tetap jaga pandangan, tahan syahwat, tutup aurat dengan benar, dan jauhi berdua-duan, dm-dm-an tanpa tujuan yang dibolehkan syarak, dan campur baur antara laki-laki dan perempuan. Agar kehormatan kita tetap terjaga. Tidak seketika karena posisinya antara fans dan idola, lalu hilang kewajiban mengikuti syariat Islam tentang pergaulan. Insya Allah, jika semua aturan Islam ini diikuti nasib tragis para groupies tidak akan dialami generasi zaman now.[]
0 Komentar