Tokoh Entrepreneur Muslimah: “Bisnis Berkah, Raih Rezeki Berlimpah”

 



#Reportase — Para pengusaha muslimah se-Kabupaten Bogor dari berbagai kalangan dunia usaha seperti Pengusaha Jamu, Kontraktor, anggota Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), dan lain-lain—dengan antusias menghadiri acara Bincang Tokoh Bogor Spesial Entrepreneur. Acara yang bertajuk “Bisnis Berkah, Jalan Menuju Rezeki Berlimpah” ini digelar di Bogor, pada Sabtu 1 November 2025. Hadir sebagai narasumber pertama, yaitu Lailya Maflukhah seorang Fashionpreneur dan Human Development Specialist. Sebagai narasumber kedua, hadir Netty Herawati, S.Kom., seorang Pengamat Kebijakan Publik sekaligus seorang Digipreneur.



Lailya Maflukhah dalam materinya yang berjudul ”Realita dan Tantangan Entrepreneur  Saat Ini” membahas poin-poin penting terkait fakta bahwa UMKM di Indonesia menyerap 97 persen tenaga kerja, berkontribusi 60,5 persen terhadap PDB nasional, tetapi banyak yang tetap kecil dan sulit naik kelas. Ini karena akses modal/uang tidak mudah dan kurangnya edukasi tentang modal usaha. “Banyak pengusaha yang terjebak utang berbunga dan masih memiliki mindset bisnis yang berfokus pada kapital (how to make money) saja,” ungkap Lailya.



“Saat ini bahan baku, listrik dan transportasi naik. Sementara pajak dan retribusi makin kuat menekan margin, sehingga banyak pengusaha mikro hanya bisa hidup dari hari ke hari saja,” lanjut Lailya. Di sisi lain, tantangan untuk up-grade personal para entrepreneur dan dampak sosial serta dampak psikologis juga selalu menghantui keseimbangan hidup pada sisi kemanusiaan para pebisnis. Karenanya, arah solusinya haruslah membangun mindset enterepreneur yang benar dan kuat, memiliki purpose (tujuan hidup yang bermakna), menciptakan sistem ideal bersama (kolaborasi ekosistem) dan menyadari peran spiritual dalam berbisnis. “Tujuan kita sebagai enterepreneur bukan sekadar sukses, tetapi berkah dari Allah dan keberlanjutan,” tutup Lailya. 



Dalam materinya yang bertajuk “Bisnis Berkah Berlimpah, Saatnya Islam Jadi Jalan Hidup Pebisnis”, Netty Herawati sebagai narasumber kedua menyampaikan, “Bisnis kita saat ini mengalami banyak tekanan dari segala arah, sehingga kita tertekan. Penyebab terjadinya hal ini adalah sistem yang menaungi dunia saat ini.” “Apalagi pemasukan negara kita yang terbesar saat ini adalah Pajak. Seperti Pajak Pendapatan Negara, Pajak Retribusi, Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Kendaraan Bermotor dan pajak-pajak lain,” lanjut Netty. “Sementara itu, Pebisnis juga harus bersaing dengan korporat besar, karena negara menyerahkan perputaran bisnis pada pasar bebas,” papar Netty.  



Netty juga menerangkan, “Dalam sistem ekonomi Islam ada kepemilikan umum, kepemilikan individu dan kepemilikan negara. Semua diatur dengan jelas.” Sementara pilar utama sistem ekonomi Islam adalah akidah Islam. Karenanya Islam melarang pengaturan ekonomi berbasis riba. “Sistem Khilafah yang sistem ekonomimya mengharamkan praktik riba adalah sistem yang diwariskan oleh Nabi Muhammad,” tegas Netty. Jadi sangat penting bagi para entrepreneur untuk menata kembali niat dan tujuan usaha/bisnis dan membersihkan usaha dari pengaruh riba yang batil. 



Netty mengutip Surah Al-Baqarah Ayat 278 dan 279. Dalam dua ayat ini Allah Swt. dengan keras memerintahkan manusia untuk meninggalkan praktik meribakan uang. Bahkan harus sampai ke akar-akarnya tanpa bersisa. Rasulullah saw. juga melaknat pemakan riba, yang memberi riba, yang mencatatnya, dan dua saksinya. Mereka semua sama (dosanya)—(Hadis Riwayat Muslim No. 1598). Karenanya jika ingin menjalani bisnis dalam keberkahan, maka acuan Islam harus menjadi pegangan para pebisnis, tegas Netty. 




Dalam pemaparannya di hadapan puluhan peserta, Netty juga membahas Surah At-Thalaq Ayat 2 dan 3. Allah Swt. berfirman, yang artinya: “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya.” Ayat yang dikenal sebagai Ayat Seribu Dinar ini memiliki  pesan yang sangat agung, di antaranya motivasi jalan keluar dari kesulitan dan meraih rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka bagi orang yang bertakwa kepada Allah Swt. Ini adalah janji Allah.



Di ayat lain, yaitu di Surah At-Taubah Ayat 111, Allah Swt. berfirman, yang artinya: “Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang Mukmin diri dan harta mereka dengan surga yang Allah peruntukkan bagi mereka. Mereka berperang di jalan Allah sehingga mereka membunuh atau terbunuh. Yang demikian ini adalah janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al-Qur’an. Siapakah yang lebih menepati janjinya daripada Allah? Maka, bergembiralah dengan jual-beli yang telah kamu lakukan itu. Demikian itulah kemenangan yang agung.” Ayat ini harus menjadi pengingat bagi para entrepreneur untuk selalu menjadikan jual-beli dengan Allah menjadi keutamaan dalam kehidupan, ungkap Netty di akhir pemaparannya.



Acara yang diwarnai antusiasme dan saling sharing pengalaman dari para peserta di sesi diskusi. Kemudian, ditutup dengan semangat bekerja sama dan saling mengingatkan antarpara entrepreneur. Saling mengingatkan ini tentu terkait saling menjaga semangat dan visi yang sesuai dengan aturan Islam. Para peserta juga dimotivasi oleh kedua narasumber untuk terus mengkaji dan memperdalam Islam sebagai bekal meraih keberkahan dalam berbisnis. Narasumber juga menawarkan program “120 Days Hijrah Preneur”, “Kaffah Circle Series” dan “Sharia Business Class” kepada para entrepreneur muslimah yang bisa diikuti dalam rangka menambah pemahaman Islam dan tsaqafah terkait bisnis menurut syariat Islam. [Dewi Purnasari]







Posting Komentar

0 Komentar