Rini Sarah
#Remaja — Tren di medsos makin kesini kok makin ke sana. Inspirasinya makin mengadi-ngadi kalau kata anak Gen Z. Yakali, berapa kali berhubungan seks (bisa jadi tanpa nikah) atau ada yang bilang itu juga menandakan body counting alias dengan berapa orang berhubungan seks dijadikan inspirasi buat menciptakan tren di medsos. Viral sih, hanya sangat risi.
Mau tidak risi bagaimana coba, garis-garis merah (S-line) yang digambar di atas kepala itu kan menjadi pertanda dari perbuatan nista. Pelakunya jika belum menikah maka dipastikan itu zina. Apalagi kalau diinterpretasikan sebagai body counting, selain zina berganti-ganti pasangan pula. Dobel bahayanya. Apalagi kalau S-Line-nya sudah ruwet bak kabel operator provider internet, makin ngeri! Ingat perilaku begini kan rentan penularan penyakit seksual menular. Makin banyak pasangannya, makin kemana-manalah penularannya.
Terus, kalau sudah nikah bagaimana? Sama saja, jika mereka pamer S-Line di kepalanya itu juga bukan kebaikan. Karena Allah melarang orang yang sudah menikah menceritakan tentang hubungan suami istri. Baik lewat lisan, tulisan, gambar, atau pun video. Ada hadisnya. “Sesungguhnya manusia yang paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat ialah seseorang yang menyetubuhi istrinya dan istri bersetubuh dengan suaminya, kemudian suami menyebarkan rahasia istrinya.” (Hadis Riwayat Muslim No. 1437). Ini berlaku juga untuk istri ya.
See, perbuatan ini bukan keren. So, ngapain latah lalu ikut-ikutan demi sebuah tren?
Malu
Lalu, kalau itu bukan perbuatan keren, kenapa banyak yang melakukan? Mungkin mereka sudah hilang rasa malunya. Karena orang yang bisa melakukan apa pun termasuk perbuatan maksiat memang orang yang sudah hilang rasa malunya. Hal ini sesuai dengan sebuah hadis Rasulullah saw., “Jika engkau tidak tahu malu lagi, berbuatlah apa saja yang engkau kehendaki.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim)
Jangan heran karena malunya sudah hilang, saat ini banyak yang melakukan maksiat lalu dengan bangga memamerkannya, salah satunya dengan tren S-Line ini. Padahal, rasa malu ini adalah penanda bahwa iman kita masih bekerja baik. Selain itu, kita juga memang diperintahkan oleh Allah untuk memiliki rasa malu.
Ada dua jenis rasa malu yang harus dimiliki oleh manusia. Pertama, malu kepada sesama manusia. Malu kepada sesama manusia akan mencegah seseorang dari perbuatan nista dan akhlak yang hina.
Yang kedua, malu kepada Allah Swt.. Rasa malu kepada Allah ini merupakan rasa malu yang ultimate. Karena dia akan mencegah kita dari perbuatan maksiat dalam berbagai kondisi. Baik itu ketika banyak orang atau ketika sendirian.
Rasa malu yang seperti ini lahir dari keimanan dan makrifatullah (mengenal Allah). Hingga kita senantiasa menyadari bahwa Allah itu ada dengan segala ke-Mahaagungan-Nya.
Dalam sebuah hadis malu yang seperti ini diidentikkan dengan sikap ihsan. Rasul saw. bersabda, “Ihsan adalah beribadah kepada Allah seakan-akan memandang Allah. Jika tidak bisa seakan memandang-Nya, maka dengan meyakini bahwa Allah melihatnya.” (Hadis Riwayat Bukhari)
Inilah sifat asli dari kaum muslim. Punya rasa malu dan senantiasa menjaganya. Malu berbuat maksiat apalagi memamerkannya. Mulai saat ini, kita harus mulai berhati-hati dalam bersikap dan mengikuti setiap tren yang ada. Walaupun hanya bercanda. Bercanda juga ada tuntunannya dalam syariat Islam. Tidak boleh dalam kemaksiatan, penghinaan orang, dan kebohongan. So, bagaimana sikap kamu terhadap tren pamer aib ala S-Line sekarang? Yay or Nay? Nay dooong! MALU!!
0 Komentar